Rabu, 10 Agustus 2011

HIV / AIDS

HIV / AIDS

Apakah AIDS itu?

Aids singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome. Acquired artinya didapat bukan penyakit keturunan. Immuno berarti system kekebalan tubuh. Deficiency artinya kekurangan sedangkan syndrome kumpulan gejala. AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang merusak system kekebalan tubuh manusia, sehingga tubuh mudah diserang penyakit-penyakit lain yang sangat berakibat fatal, padahal penyakit tersebut tidak akan menyebabkan gangguan yang sangat berarti pada orang yang system kekebalannya normal.
Penyakit ini sudah merupakan pandemi yang menyerang seluruh dunia. Data epidemiologi menunjukkan peningkatan yang cepat pada tahun terakhir ini khususnya dikawasan Asia Tenggara. Perawal 1 Januari 1997 dilaporkan ada 40.320 kasus AIDS, yang diperkiran kasus AIDS sebenarnya di Asia Tenggara ada lebih dari 3,75 juta orang.
 Pada saat ini di Indonesia diperkirakan terdapat 80.000 – 120.000 ODHA (Orang Hidup dengan HIV/AIDS) dengan faktor-faktor yang mempermudah terjadinya epidemi, maka Indonesia sangat terancam bencana nasional HIV/AIDS di tahun 2010. Perkiraan jumlah penderita AIDS di Indonesia di tahun 2010 adalah 100.000 dengan pengidap HIV sebanyak 1.000.000 orang pada tahun 2010 kecuali apabila dilakukan tindakan pencegahan secara serius. (Sidang Kabinet sesi khusus HIV/AIDS Maret 2002).
Penyakit infeksi HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan terbesar di dunia dewasa ini, terdapat hampir di semua negara di dunia tanpa kecuali Indonesia. Masalah yang berkembang sehubungan dengan penyakit infeksi HIV/AIDS adalah angka kejadiannya yang cenderung terus meningkat dengan angka kematian yang tinggi. Data tahun 2001 yang dilaporkan WHO dan UNAIDS, penduduk dunia yang terinfeksi HIV mencapai 40 juta jiwa, 12-18 juta orang menunjukkan gejala penyakit AIDS, 3 juta orang meninggal karena AIDS, serta setiap hari 5000 orang ketularan virus HIV (UNAIDS, 2001). Di Indonesia penyakit HIV /AIDS juga sudah merupakan ancaman dan dan dalam 10 tahun terakhir telah merupakan the Emerging Infectious Disease . Sejak diketemukan kasus pertama pada tahun 1987, maka tahun 1999 tercatat 815 kasus HIV/AIDS, dan 112 penderita tsb diantaranya meninggal. Angka kejadian penderita HIV/AIDS di Jawa Timur tahun 2002 tercatat sejumlah 597 kasus (Setyobhakti,2002). Demikian pula angka kejadian Surabaya hingga bulan November 2002 tercatat 340 kasus HIV/AIDS dan di RSUD Dr. Soetomo hingga November 2002 telah dirawat 110 kasus, 39 (35%) diantaranya meninggal dalam perawatan di rumah sakit. Menurut estimasi WHO, di Indonesia angka tersebut sebenarnya sudah mendekati 35.000-50.000 orang.
Dalam 20 tahun terakhir, lebih dari 60 juta orang di dunia terinfeksi HIV dan 20 juta di antaranya meninggal karena AIDS. Pada tahun 2001 jumlah orang yang hidup dengan HIV/AIDS 40 juta , 17, 6 juta di antaranya wanita dan 2,8 juta anak di bawah 15 tahun . Bagian dunia yang paling menderitan adalah Afrika sub-Sahara di mana 70% kasus HIV/AIDS berada. Akan tetapi epidemi pada saat ini telah melanda Asia Tenggara termasuk Indonesia yang saat ini mengalami epidemi terkonsentrasi di beberapa provinsi seperti Jakarta, Bali, Riau,Jawa Barat dan Irian Jaya terutama di Sorong dan Merauke.
 Prevalensi HIV pada darah calon donor darah di Indonesia meningkat 8 kali dari 0,002% (1997) menjadi 0,016% pada tahun 2000 (Sidang kabinet sesi khusus HIV/AIDS, Maret 2002). Sedangkan prevalensi HIV pada pengguna narkoba suntikan di Indonesia juga meningkat tajam. Saat ini 50 – 78% pengguna narkoba suntikan adalah pengidap HIV (Djauzi dan Djoerban, 2002)

Tanya Jawab HIV/AIDS

AIDS atau Acquired Immune Deficiency Syndrome merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh oleh virus yang disebut HIV. Kerusakan progresif pada sistem kekebalan tubuh me-nyebabkan orang dengan HIV/AIDS (Odha) amat rentan dan mudah terjangkit bermacam-macam penyakit. Serangan penyakit yang biasanya tidak berbahaya pun lama-kelamaan akan menyebabkan pasien sakit parah bahkan meninggal. Oleh karena penyakit yang menyerang bervariasi, AIDS kurang tepat jika disebut penyakit. Definisi yang benar adalah sindrom atau kumpulan gejala penyakit.

Apakah HIV?

 HIV atau Human Immunodeficiency Virus, adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut termasuk limfosit yang disebut "sel T-4" atau disebut juga "sel CD-4". HIV atau Human Immunodeficiency Virus, adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut termasuk limfosit yang disebut "sel T-4" atau disebut juga "sel CD-4".

Bagaimana Cara Penularan HIV?

Melalui hubungan seksual dengan seseorang yang terinfeksi HIV tanpa memakai kondom l Melalui transfusi darah l Melalui alat-alat tajam yang telah tercemar HIV (jarum suntik, pisau cukur, tatto, dll) l Melalui ibu hamil yang terinfeksi HIV kepada janin yang dikandungnya atau bayi yang disusuinya.

Mengapa jalur-jalur tersebut dapat menularkan HIV?

Karena HIV - dalam jumlah yang cukup untuk menginfeksi orang lain- ditemukan dalam darah, air mani dan cairan vagina Odha. Melalui cairan-cairan tubuh yang lain, tidak pernah dilaporkan kasus penularan HIV (misalnya melalui: air mata, keringat, air liur/ludah, air kencing).

Apakah seorang Odha bisa dibedakan dari orang lain?

Tidak. Seorang Odha kelihatan biasa, seperti halnya orang lain karena tidak menunjukkan gejala klinis. Kondisi ini disebut "asimptomatik" yaitu tanpa gejala. Pada orang dewasa sesudah 5-10 tahun mulai tampak gejala-gejala AIDS.

Siapa saja yang dapat tertular HIV?

HIV dapat menular kepada siapapun melalui cara tertentu, tanpa peduli kebangsaan, ras, jenis kelamin, agama, tingkat pendidikan, kelas ekonomi maupun orientasi seksualnya. Apakah hubungan seksual dengan Odha tetap dapat dilakukan? Ya, hubungan seksual dengan Odha tetap dapat dilakukan tenpa risiko jika memakai kondom yang baik mutunya dengan cara yang benar.

Kegiatan seksual seperti apa yang paling berbahaya menularkan HIV?

 Hubungan seksual secara anal (lewat dubur) paling berisiko menularkan HIV, karena epitel mukosa anus relatif tipis dan lebih mudah terluka dibandingkan epitel dinding vagina, sehingga HIV lebih mudah masuk ke aliran darah. Dalam berhubungan seks vaginal, perempuan lebih besar risikonya daripada pria karena selaput lendir vagina cukup rapuh. Disamping itu karena cairan sperma akan menetap cukup lama di dalam vagina, kesempatan HIV masuk ke aliran darah menjadi lebih tinggi. HIV di cairan vagina atau darah tersebut, juga dapat masuk ke aliran darah melalui saluran kencing pasangannya.

Apa yang dimaksud dengan perilaku berisiko tinggi?

Berhubungan seks tidak aman, termasuk tanpa kondom Ganti-ganti pasangan l Ganti-ganti jarum suntik atau alat-alat lain yang kontak dengan cairan tubuh dengan orang lain l Memperoleh transfusi darah yang tidak dites HIV

Apakah hubungan seks sekali saja dengan seorang Odha secara tidak aman dapat menularkan HIV?

Ya. Kemungkinan itu ada. Dalam satu kali hubungan seks secara tidak aman dengan orang yang terinfeksi HIV dapat terjadi penularan. Walaupun secara statistik kemungkinan ini antara 0,1% hingga 1% (jauh dibawah risiko penularan HIV melalui transfusi darah) tetapi lebih dari 90% kasus penularan HIV/AIDS terjadi melalui hubungan seks yang tidak aman

Bagaimana penularan HIV melalui darah?

Secara langsung (transfusi darah, produk darah atau transplantasi organ tubuh yang tercemar HIV) l Lewat alat-alat (jarum suntik, peralatan dokter, jarum tato, tindik, dll) yang telah tercemar HIV karena baru dipakai oleh orang yang terinfeksi HIV dan tidak disterilisasi terlebih dahulu Apakah seorang ibu pengidap HIV selalu akan menularkan HIV pada janinnya? Tidak, bila seorang perempuan yang telah terinfeksi HIV hamil, kemungkinan akan menularkan HIV kepada janinnya hanya 30%.

Jika kita dekat atau tinggal serumah dengan Odha, apakah kita bisa tertular?

Tidak, karena kegiatan sehari-hari Odha tidak memungkinkan terjadinya pertukaran cairan tubuh yang menularkan HIV. Kita tidak tertular HIV selama kita mencegah kontak darah dengan Odha dan jika berhubungan seks, kita melakukannya secara aman dengan memakai kondom.

Berapa lama masa inkubasi infeksi HIV?

Masa inkubasi HIV sangat tergantung pada daya tahan tubuh masing-masing orang, rata-rata 5-10 tahun. Selama masa ini orang tidak memperlihatkan gejala-gejala, walaupun jumlah HIV semakin bertambah dan sel CD4 semakin menurun. Ketika sistem kekebalan tubuh sudah dalam keadaan parah, seorang Odha akan mulai menampakkan gejala-gejala AIDS

Apakah tes HIV itu?

Tes HIV adalah suatu tes terhadap darah, cairan tubuh atau organ tubuh yang dipakai untuk memastikan seseorang telah terinfeksi HIV atau tidak.

Bagaimana cara mencegah penularan HIV lewat hubungan seks?

Ada tiga cara: l abstinensi (atau puasa, tidak melakukan hubungan seks) l Melakukan prinsip monogami yaitu tidak berganti-ganti pasangan dan saling setia kepada pasangannya l Untuk yang melakukan hubungan seksual yang mengandung risiko, dianjurkan melakukan seks aman termasuk menggunakan kond.

Bagaimana cara mencegah penularan lewat alat-alat yang tercemar HIV?

Ada dua hal yang perlu diperhatikan: l semua alat yang menembus kulit dan darah (jarum suntik, jarum tato, atau pisau cukur) harus disterilisasi dengan benar l Jangan memakai jarum suntik atau alat yang menembus kulit bergantian dengan orang lain
(Sumber: Buku "AIDS dan Penanggulangannya": Pusdiknakes Depkes RI, Ford Foundation & Studio Driya Media, 1997)

KTT ASEAN Keluarkan Deklarasi HIV/AIDS

Bandar Seri Begawan,
Para pemimpin Perhimpunan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) mengeluarkan deklarasi mengenai HIV/AIDS pada hari pertama pertemuan puncak mereka di Bandar Seri Begawan, Senin (5/11). "Kami sangat khawatir karena wabah HIV/AIDS merupakan ancaman bagi keselamatan manusia dan tantangan besar bagi kehidupan yang mempengaruhi semua lapisan masyarakat tanpa mempedulikan usia, jenis kelamin atau ras dan yang merongrong pembangunan sosial dan ekonomi," kata mereka.
Dalam deklarasi tiga halaman itu, para kepala negara dan kepala pemerintahan ASEAN menyatakan akan memprioritaskan upaya untuk mencegah penyebaran HIV dan mengurangi dampak wabah tersebut dengan memadukan pencegahan, perawatan, pengobatan penyakit tersebut ke dalam perencanaan pembangunan nasional, termasuk strategi pemberantasan kemiskinan dan rencana pembangunan sektoral. ASEAN juga akan meningkatkan pembentukan lingkungan positif dan penghapusan diskriminasi serta memperhatikan perawatan dan kebutuhan orang-orang dalam kelompok yang mudah terserang dan masyarakat berisiko, khususnya kaum muda dan wanita, dan juga memperkuat sistem kesehatan, pendidikan dan hukum. "Kami akan memperkuat dan memperluas kerja sama multisektoral yang melibatkan seluruh kementerian pembangunan dan menggerakkan partisipasi aktif dan penuh sejumlah besar lembaga swadaya masyarakat, sektor bisnis, media, organisasi kemasyarakatan, pemimpin agama, keluarga, penduduk serta orang-orang yang terjangkit dan terpengaruh oleh HIV/AIDS dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi tanggapan nasional terhadap HIV/AIDS, termasuk upaya meningkatkan bantuan diri timbal-balik," kata para pemimpin ASEAN.
Mereka menyatakan akan meningkatkan kerja sama antar-menteri di tingkat nasional dan internasional untuk melaksanakan program-program HIV/AIDS. Dalam deklarasi hasil KTT Ketujuh ASEAN itu, mereka juga mendukung pengerahan sumber-sumber daya teknis, keuangan dan manusia untuk menyusun dan melaksanakan program-program dan kebijakan nasional dan regional untuk memberantas HIV/AIDS. ASEAN akan mendesak mitra-mitra dialog, badan PBB, donor dan organisasi internasional lain untuk mendukung tindakan dan koordinasi yang lebih luas. Termasuk, partisipasi penuh mereka dalam pembangunan dan pelaksanaan tindakan-tindakan yang terkandung dalam deklarasi tersebut. Juga, untuk mendukung pembentukan dana global HIV/AIDS dan kesehatan guna menjamin bahwa negara-negara di kawasan itu memperoleh peluang yang sama untuk memperoleh dana tersebut. Langkah-langkah pemberantasan HIV/AIDS dalam deklarasi itu diambil dengan penekanan bahwa wabah penyakit tersebut bisa dicegah dan dihentikan melalui kepemimpinan yang kuat, komitmen politik, kerja sama multisektoral dan kemitraan di tingkat-tingkat nasional dan regional.
Para pemimpin ASEAN mengakui bahwa sedikitnya 1,6 juta penduduk hidup dengan HIV/AIDS di kawasan tersebut. Jumlah itu meningkat secara cepat melalui tindakan-tindakan berisiko yang diperparah oleh hambatan-hambatan ekonomi, sosial, politik, keuangan dan hukum serta sikap merugikan dan praktik umum yang mengganggu kesadaran, pendidikan dan upaya-upaya perawatan, pertolongan dan pengobatan, khususnya bagi kelompok yang mudah terserang. Dalam deklarasi itu, mereka juga mengulangi seruan dalam deklarasi yang dikeluarkan pada KTT Keenam ASEAN di Hanoi pada Desember 1998. Di situ diutarakan mereka akan menjamin bahwa rakyat akan memperoleh perawatan dan pengobatan yang memadai. Kerja sama akan ditingkatkan dalam pengendalian dan pencegahan penyakit menular, termasuk HIV/AIDS.

0 comments: