Jumat, 23 Desember 2011

Karakter Perkembangan Kejiwaan sampai Remaja (Puber)

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Objek psikologi perkembangan adalah perkembangan manusia sebagai pribadi. Pengertian perkembangan menunjuk pada suatu proses ke arah yang lebih sempurna dan tidak begitu saja dapat diulang kembali.
Pada bab ini diuraikan mengenai pembagian perkembangan anak mulai bayi sampai remaja. Dimulai dengan tulisan mengenai perkembangan dan pendidikan anak serta masalah-masalah prilaku anak. Dimana semua itu membutuhkan pelajaran dari tingkah laku dan kehidupan sehari-hari dengan penuh tanggung jawab.

B.     Rumusan Masalah
             a.       Bagaimana karakter perkembangan kejiwaan bayi?
             b.      Bagaimana karakter perkembangan kejiwaan pada masa puber/remaja?

C.    Tujuan
             a.       Untuk mengetahui karakter kejiwaan bayi
             b.      Untuk mengetahui karakter kejiwaan pada masa puber / remaja


BAB II
PEMBAHASAN
Perkembangan adalah suatu proses ke arah yang lebih sempurna, yang tidak begitu saja dapat terulang kembali dan bersifat tetap.
Masa hidup seseorang bisa dibagi dalam beberapa kematangan tertentu, meliputi :
a.       Masa bayi : 0 – 2 tahun
b.      Mas anak   : pra sekolah, anak sekolah, pra remaja
c.       Remaja      : remaja awal, remaja, remaja akhir

A.    Masa Bayi
Pada masa ini bayi mengalami pertumbuhan perkembangan, kematangan, dan belajar menghasilkan perubahan prilaku. Pada masa ini, ia bisa berdiri dan berjalan, ia juga mulai belajar berbicara yang dilakukan dengan cara mendengarkan dan kemudian menirukan orang lain. Begitu juga perkembangan kepribadian dimulai  sejak anak masih kecil, yang akan menjadi dasar bagi anak dalam menghadapi masalah dikemudian hari.
Dalam perkembangan kepribadian anak, adanya orang dewasa merupakan faktor penting dalam peran gandana. Baik sebagai pribadi teladan untuk ditiru maupun sebagai pribadi yang mengarahkan.

B.     Masa Anak
Sesudah perkembangan fisik tertentu tercapai perkembangan bicara, motorik, ciri kepribadian, menghasilkan seorang anak yang sudah kehilangan penampilan sebagai seorang bayi, siap memasuki masa anak yang terbagi menjadi 3 masa yaitu :
     1.      Masa Pra sekolah (2-5 tahun)
Pada masa ini pertumbuhan fisik berjalan terus. Perkembangan gerakan berubah menjadi luwes. Kemampuan berbicara bertambah maju dna perbendaharaan kata bertambah banyak. pada akhir masa ini ia sudah mulai belajar mempertanggung jawabkan perbuatannya sendiri. Perkembangan motorik lainnya diperoleh melalui porses kematangan dan latihan, tanpa itu perkembangannya tidak akan mencapai kemajuan. Pada masa ini anak belajar menyatakan diri dan bermusuhan. Rasa iri dan cemburu.
Maka orang tua dan pendidik harus berusaha tetap melihat tujuan pendidikan yakni mengembangkan kepribadian anak dan membentuk prilakunya sesuai dengan gambaran yang dicita-citakan.
      2.      Masa Anak Sekolah (6-12 tahun)
Pada masa ini anak memasuki masa belajar di dalam dan di luar sekolah. Anak-anak pada masa ini harus menjalani tugas-tugas perkembangannya yakni :
a.       Belajar ketrampilan fisik
b.      Belajar bergaul dengan teman sebaya
c.       Belajar peranan jenis sesuai dengan jenisnya
d.      Membentuk ketrampilan dasar
e.       Membentuk hati nurani, nilai moral dan nilai sosial
f.       Membentuk sikap-sikap terhadap kelompok
g.      Mempeleh kebebasan pribadi
Dalam perkembangan ini anak tetap memerlukan penambahan pengetahuan melalui belajar. Anak juga perlu memperoleh perhatian dan pujian prilaku. Bila prestasi-prestasinya bagus baik di sekolah maupun di rumah.
      3.      Masa pra remaja (10-12 tahun)
Pada masa ini anak banyak mengharapkan hadiah atas apa yang menurutnya sangat baik dilakukan.
Pada masa ini juga, anak laki-laki dan perempuan senang bergabung dengan teman-teman sebayanya dengan jenis dan status yang sama. Anak perempuan dengan tingkah laku centil ingin menarik perhatian teman pria, begitu juga anak laki-laki dengan tingkah laku overacting menarik teman putri. Permainan kelompok, tim, kegiatan olah raga musiman sangat menarik bagi mereka.
Keinginan untuk  membentuk kelompok dapat disalurkan melalui perkumpulan yang didampingi orang dewasa dengan memperhatikan 2 aspek yaitu :
1)      Cukup bimbingan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang wajar
2)      Cukup kebebasan untuk memuaskan kebutuhan anak
Read more

Selasa, 20 Desember 2011

Teori Filsafat


I.  PENDAHULUAN
Psikoanalisis dan psikologi analisis sangat dipengaruhi oleh pandangan positivisme yang mendasari fisika dan biologi pada abad ke-19. Manusia dipikirkan sebagai sistem kompleks energi yang memelihara diri dengan tujuan mempertahankan diri dan mempertahankan jenis menurut hukum evolusi, berbagai proses psikologis terjadi untuk mencapai tujuan ini.
Di samping fikiran seperti yang digambarkan di atas itu, pada akhir abad 19, juga terdapat arah pikiran yang lain, yang terutama dipengaruhi oleh sosiologi dan antropologi yang sedang berkembang pesat pada dewasa itu. Menurut ilmu-ilmu sosial ini, manusia adalah terlebih-lebih hasil masyarakat di mana ia hidup, manusia adalah terutama makhluk sosial dari pada makhluk biologis, sedikit demi sedikit pandangan ini makin meresap ke dalam psikologi dan mendewasakan psikologi dan akhirnya mempengaruhi kepribadian. Salah satu teori kepribadian yang memakai cara pendekatan psikologi sosial adalah individual psikologi yang didirikan oleh Adler.

II. PEMBAHASAN
A. Latar Belakang Adler
Alfred Adler lahir di Wina pada tahun 1870. Dia menyelesaikan studinya dalam lapangan kedokteran pada Universitas Wina pada tahun 1895. Mula-mula ia mengambil spesialisasi dalam Ophthalmology, dan kemudian dalam lapangan psikiatri. Mula-mula bekerja sama dengan Freud dan menjadi anggota, yang akhirnya menjadi Presiden “Masyarakat Psikoanalisis Wina”, namun dia segera mengembangkan pendapatnya yang menyimpang dari Freud, yang akhirnya ia mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden serta dari keanggotaan “Masyarakat Psikoanalisis Wina”, dan mendirikan aliran baru yang diberi nama individual psychologic (pada tahun 1911).
Sejak tahun 1935 Adler menetap di Amerika Serikat, di sama ia melanjutkan prakteknya sebagai ahli penyakit syaraf dan juga menjadi guru besar dalam psikologi media di Long Island College of Medicine. Dia meninggal di Scotland pada tahun 1937.

B. Pokok-pokok Teori Adler
Teori Adler dapat difahami lewat pengertian pokok yang dipergunakannya untuk membahas kepribadian. Adapun teori-teori Adler adalah sebagai berikut :
1.  Individualitas sub Pokok Persoalan
                        Adler memberi tekanan kepada pentingnya sifat khas kepribadian yaitu individualitas kebulatan seta sifat-sifat pribadi manusia, menurutnya setiap orang adalah suatu konfigurasi motif-motif, serta nilai-nilai yang khas. Tiap tindakan yang dilakukan oleh seseorang membawakan corak khas gaya kehidupannya yang bersifat individual.
2. Pandangan Teologis Finalisme Semu
                        Sehabis memisahkan dari Freud, Adler lalu dipengaruhi oleh filsafat “seakan-akan” yang dirumuskan oleh Hans. Vai Hinger dalam bukunya Diet Philosophic des Als-Ob; Hans mengemukakan bahwa manusia hidup dengan berbagai macam cita-cita / fikiran yang semata-mata bersifat semu, yang tidak ada buktinya dalam realitas. Gambaran-gambaran yang semu demikian itu misalnya “semua manusia ditakdirkan sama” “kejujuran adalah politik yang paling baik”, tujuan mengesahkan alat dan sebagainya.
3. Dua Dorongan Pokok
                        Di dalam diri manusia terdapat 2 dorongan pokok, yang mendorong serta melatarbelakangi, segala tingkah laku yaitu :
a. Dorongan kemasyarakatan yang mendorong manusia bertindak, yang mengabdi kepada masyarakat
b. Dorongan keakuan yang mendorong manusia bertindak yang mengabdi kepada aku sendiri
4. Rasa Rendah Diri dan Kompensasi
                        Sejak dia menjadi dokter, Adler telah menaruh perhatian terhadap fungsi-fungsi jasmani yang kurang sempurna, hal ini dirumuskan dalam organ minder word light at the psycho compensational. Mula-mula ia menyelidiki tentang kenapakah orang sakit menderita di daerah-daerah tertentu pada tubuhnya.
5. Dorongan Kemasyarakatan
                        Pada mulanya Adler mementingkan dorongan keakuan masalah rendah diri dan usaha menjadi superior, karena itu ia mendapat banyak kecaman dan akhirnya meluas pendapatnya dan mencakup juga dorongan kemasyarakatan dalam bentuk konkritnya, dorongan ini misalnya : berwujud kooperasi, hubungan sosial, hubungan antar pribadi, mengikatkan diri dengan kelompok dan sebagainya.
6. Gaya Hidup Littleneck
                        Gaya hidup adalah pengertian yang sentral dalam teori Adler, tetapi juga pengertian yang paling sukar dijelaskan. Gaya hidup ini adalah prinsip yang dipakai landasan untuk memahami tingkah laku seseorang tiap orang punya gaya hidup masing-masing, tiap orang mempunyai tujuan yang sama, yaitu mencapai superioritas, tapi caranya beda-beda.

C. Arti Psikologi Individual
      Psikologi individual mempunyai arti yang penting, sebab cara untuk memahami tingkah laku manusia, pengertian seperti gambaran semu, rasa rendah diri, kompensasi, gaya hidup, diri yang kreatif, memberi pedoman untuk memahami semua manusia. Aliran ini tidak memberikan susunan yang teliti mengenai struktur, dinamika, serta perkembangan kepribadian, tetapi memalingkan perumusan petunjuk, praktis untuk memahami sesama manusia. Karena itulah justru dalam teori Adler ini punya arti yang sangat penting, karena hal-hal berikut ini:
1.      Penentuan-penentuan tujuan yang susila seperti
- ­Keharusan memikul tanggung jawab
- keberanian menghadapi kesukaran hidup
- mengikis dorongan keakuan dan mengembangkan dorongan ke masyarakat.
2.      Optimismenya dalam bidang pendidikan, lain dari hal tersebut, pendekatannya secara psikologi sosial berarti membuka halaman baru dalam bidang psikologi kepribadian.
Read more

Organisasi, Lembaga dan Tokoh-Tokoh Pendidikan Islam


Organisasi, Lembaga dan Tokoh-Tokoh Pendidikan Islam

  1. ORGANISASI ISLAM DAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA

Organisasi islam di Indonesia lahir disebabkan karena tumbuhnya sikap patriotisme dan rasa nasionalisme serta sebagai respon terhadap eksploitasi politik pemerintah kolonial belanda yang mengakibatkan kemunduran total dikalangan masyarakat Indonesia.
Tokoh-tokoh islam menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan rasa nasionalisme dikalangan rakyat dengan melalui pendidikan. Dengan sendirinya kesadaran berorganisasi yang dijiwai dengan perasaan nasionalisme yang tinggi menimbulkan perkembangan dan era baru dikalangan Indonesia, kemudian penyelenggaraan pendidikan yang bersifat nasional itu dimasukkan pada agenda perjuangan. Dengan ini maka lahirlah sekolah-sekolah swasta atas usaha para perintis kemerdekaan.[1]
Ada beberapa organisasi-organisasi sosial keagamaan yang banyak melakukan aktifitas kependidikan, diantaranya :
a.      Al-Jami’at Al-Khoiriyyah
Organisasi ini didirikan di Jakarta pada tanggal 17 juli 1905. Perhatian organisasi ini ditujukan pada pendirian dan pembinaan sekolah tingkat dasar dan pengiriman anak-anak ke turki untuk melanjutkan studinya. Organisasi ini merupakan organisasi modern petama dikalangan masyarakat islam, yang memiliki AD/AR, Daftar anggota yang tercatat rapat-rapat secara berskala dan yang mendirikan suatu lembaga pendidikan yang boleh dikatakan cukup modern (kurikulum, kelas-kelas, pemakaian bangku-bangku, papan tulis dan buku)
Dengan demikian organisasi ini bisa dikatakan sebagai pelopr pendidikan islam modern di Indonesia. [2]
 b.      Al Ishlah Wal Al Irsyad
Al Ishlah wal Al Irsyad adalah pecahan dari organisasi Jami’at Khoiriyyah, didirikan pada tahun 1913 dan mendapat pengesahan dari belanda pada tanggal 11 Agustus 1915. menurut Steenbrink, organisasi ini lahir karena adanya perpecahan dikalangan Jami’at Khoir mengenai hak istimewa golongan Sayyid, mereka yang tidak setuju dengan kehormatan berlebihan dengan sayyid dikecam dan dicap sebagai reformis, kemudian mendirikan organisasi Jam’iyyah Al Ishlah Wal Irsyad Al ‘Arabiyyah. Tujuan organisasi ini yaitu:
1.  Merubah tradisi dan kebiasaan orang arab tentang kitab suci, bahasa arab, bahasa belanda dan bahasa-bahasa lainya.
2. Membangun dan memelihara gedung-gedung pertemuan, sekolah dan unit percetakan.
Salah satu perubahan yang di lakukan Al Irsyad adalah pembaharuan dibidang pendidikan. Pada tahun 1913 didirikan disebuah perguruan modern di Jakarta, dengn sistem kelas. Materi pelajaran yang diberikan adalah pelajaran umum dan agama. Sekolah-sekolah Irsyad berkembang dan meluas sampai ke kota-kota dimana Al Irsyad mempunyai cabang dan cara umum, semuanya berada ditingkat rendah.  
Di Jakarta dan Surabaya didirikan sekolah guru  untuk melatih dan mendidik calon-calon guru bagi kebutuhan sekolah Al Irsyad selain itu juga dibuka kursus dimana siswi-siswi bisa memilih spesialisasi dari mata pelajaran agama, pendidikan atau bahasa.[3]
c.       Perserikatan Ulama’
Organisasi ini berdiri atas inisiatif KH. Abdul Halim pada tahun 1911 sebagai perwujudan dari lahirnya gerakn-gerakan pembaharuan islam di Indonesia. Beliau termotifasi untuk melaksanakan kegiatan, terutama dalam bidang pendidikan, diantaranya karena pengalaman selama di makkah yang membuatnya terkesan dengan penyelenggaraan  lembaga pedidikan  bab As Salam, yang sudah menerapkan sistem pendidikan yang cukup maju dengan meninggalkan sistem pendidikan lama yang memakai halaqoh.
Dalam perbaikan mutu lembaga pendidikanya, Abdul Halim berhubungan dengan Jami’at Khoir dan Al Irsyad di Jakarta. Ia juga mewajibkan pada murid-muridnya pada tingkat yang tinggi untuk memahami bahasa arab.
Pada tahun 1932. Abdul  Halim mendirikan “santri asrama” sebuah sekolah berasrama yang dibagi menjadi tiga tingkatan: tingkat permulaan, dasar, dan lanjutan. Kurikulum yang diberikan di sekolah tersebut tidak hanya berupa pengetahuan agama dan umum, tetapi juga keterampilan  yang bernilai ekonomis, pelajar-pelajar santri asrama dilatih dalam pertanian, pekerjaan tangan (besi dan kayu) menenun dan mengolah berbagai bahan seperti membuat sabun. Mereka harus tinggal di asrama di siplin yang ketat, terutama dalam pembagian waktu dan dalam sikap pergaulan hidup mereka.
d.      Muhammadiyah
Organisasi ini didirikan di jogjakarta pada tanggal 18 Nopember1912 bertepatan pada tanggal 18 Dzulhijjah 1330 H oleh KH. Ahmad Dahlan atas saran yang diajukan murid-muridnya.
Organiasi ini mempunyai maksud menyebarkan pengajaran kanjeng nabi Muhammad SAW kepada penduduk bumi putra dan memajukan agama islam pada anggota-anggotanya.
Tujuan didirikan organisasi ini adalah untuk membebaskan umat islam dari kebekuan dalam segala bidang kehidupanya, dan praktek-praktek agama yang menyimpang dari kemurnian ajaran islam. Saat itu, umat islam telah dipengarui sikap fatalisme, bid’ah, khurofat, dan konservatisme yang berpengaruh kuat pada kehidupan keagamaan dan sosial ekonomi masyarakat muslim Indonesia. Kolonialisme dan misi Kristen telah memburuk keadaan umat islam yang semakin terbelakang dan ketinggalan zaman disegala bidang.
Sebagai organisasi dakwah dan pendidikan muhammadiyyah mendirikan lembaga pendidikan dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Pada tahun 1915 H KH. Ahmad Dahlan mulai mendirikan sekolah dasarnya yang pertama. Pada sekolah ini diberikan pengetahuan umum, disamping pengetahuan agama. Kemudian diikuti dengan berdirinya sekolah-sekolah Muhammadiyah di pelosok Indonesia.
e.       Nahdlatul Ulama
Organisasi ini didirikan di Surabaya pada tanggal 33 januari 1926 M bertepatan pada tanggal 16 Rajab 1344 H oleh kalangan madzhab yang sering menyebut dirinya sebagai golongan Ahlussunah Waljama’ah yang dipelopori oleh KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Wahab Chasbullah dari jombang. Dan alim ulama’ tiap-tiap daerah diantaranya adalah:
1.      KH. Bisri Jombang
2.      KH. Ridean Semarang
3.      KH. Nawawi pasuruan
4.      KH. Asnwi Kudus
5.      KH. Hambali Kudus
6.      K. Nahrawi Malang
7.      KH. Doromuntaha Bangkalan
8.      KH. M. Alwi Abdul Aziz
Gerakan NU berusaha mempertahankan salah satu dari empat madzhab dalam masalah yang berhubungan dengan fiqh madzhab Hanafi, madzhab Maliki, madzhab Syafi’I dan madzhab Hambali. Dalam hal I’tiqod, NU berpegang pada Ahlussunah Waljama’ah. Dalam konteks ini, NU memahami hakikat Ahlussunah Waljama’ah sebagai ajaran islam yang murni sebagaimana yang telah diajarkan oleh Rosulullah SAW bersama para sahabatnya.
Motifasi utama berdirinya NU adalah mengorganisasikan potensi dan peranan ulama’ pesantren yang sudah ada, untuk ditingkatkan dan dikembangkan secara luas untuk diguakan sebagai wadah untuk mempersatukan dan menyatukan langkah para ulama’ pesantren dalam tugas pengabdian yang tidak terbatas pada masalah kepesantrenan dan kegiatan ritual Islam saja, tetapi lebih ditingkatkan lagi agar para ulama’ lebih peka terhadap masalah-masalah sosial, ekonomi dan masalah kemasyarakatan pada umumnya.    
f.       Persatuan islam                                                                             
Persis didirikan di Bandung pada tanggal 17 september 1923 oleh KH. Zamzam. Pendirian organisasi ini bermula dari pertemuan yang bersifat kenduri kemudian diteruskan dengan bincang-bincang tentang persoalan-persoalan agama dan gerakan-gerakan keagamaan baik di Indonesia maupun di Negara lain. Kegiatan persis diantaranyamengadakan pertemuan-pertemuan umum, tabligh, khitobah, menerbirkan majalah, pamphlet, serta kitab. [4]
g.      Al Washliyah
Al Washliyah didirikan di Medan pada tanggal 30 Nopember 1930 oleh pelajar dan para guru Maktab Islamiyah Tapanuli. Organisasi ini bergerak dibidang pendidikan,  sosial dan keagamaan. Adapun usaha-usaha yang dilakukannya antara lain: mengusahakan berlakunya hukum-hukum islam, membangun perguruan dan mengatur kesempurnaan pelajaran, dan pendidikan, mendirikan dan memelihara tempat ibadah, dan menyantuni fakir miskin dan mendidik anak yatim. [5]

[1] Zuhairini, 2008, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta; Bumi Aksara. H. 157.
[2] Fenti Hikmawati, 2008, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Bandung; PT. Pustaka Setia.  H. 80
[3] Hanun Asrohah, 1999, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta; PT. Logos Wacana Ilmu. H. 161.
[4] Fenti Himawati, Op.Cit., H. 94
[5] Ibid., H.  97
Read more