- Pengertian Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang
mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama masa kehamilan atau
periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi secara
dini bisa menyebabkan kematian ibu dan bayi (Masdanang, 2003)
Faktor penyebab tanda bahaya kehamilan- Ada beberapa faktor penyebab terjadinya tanda bahaya kehamilan, seperti:
a.
Status gizi atau nutrisi ibu.
Apa
yang terjadi bila ibu hamil kurang mengkonsumsi nutrisi dan vitamin, ibu akan
mengalami masalah pada kesehatan dalam kehamilan ibu dan janin yang
dikandungnya. Seperti ibu kerang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi
kebanyakan ibu akan mengalami anemia yang akan mengakibatkan perdarahan dan
jika tidak segera ditangani akan menimbulkan keguguran yang berbahaya bagi
kahamilan ibu
b.
Perilaku ibu terhadap keteraturan pemeriksaan kehamilan.
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan secara berkala dan teratur. Bila kehamilan normal, jumlah kunjungan cukup 4
kali :
1. satu kali pada trimester pertama
2. satu kali pada trimester kedua
3. dua kali pada trimester ketiga
Hal ini dapat memberikan peluang yang lebih besar
bagi petugas kesehatan untuk mengenali secara dini sebagai penyulit atau
gangguan kesehatan yang terjadi pada ibu hamil (Prawirohardjo, 2008 : 284).
c.
Pengetahuan ibu.
Penting untuk ibu tahu dan faham tentang tanda bahaya
kehamilan, seharusnya setiap ibu melakukan kunjungan antenatal tenaga kesehatan
harus mengajarkan pada ibu bagaimana mengenali tanda bahaya pada kehamilan
sehingga ibu dapat segera memberitahukan atau melaporkan pada tenaga kesehatan
jika terdapat tanda bahaya kehamilan pada dirinya (Kusmiyati, 2009).
d.
Sosial ekonomi.
Sosial ekonomi yang kurang akan berpengaruh terhadap
keteraturan ibu dalam memeriksakan kehamilanya, sehingga jika terjadi tanda
bahaya kehamilan tidak dapat terdeteksi secara dini oleh petugas.
- Macam-Macam Tanda Bahaya Kehamilan
a.
Perdarahan Pervaginam
Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah jarang yang
normal. Pada masa awal kehamilan ibu mungkin akan mengalami perdarahan yang
sedikit atau spotting, perdarahan ini adalah perdarahan implantasi dan ini
normal terjadi. Pada waktu yang lain dalam kehamilan perdarahan ringan mungkin
terjadi dari servik yang rapuh, perdarahan ini mungkin suatu tanda adanya
infeksi. Pada awal kehamilan perdarahan yang tidak normal adalah yang merah,
perdarahan yang banyak, atau perdarahan dengan nyeri, perdarahan ini dapat
berarti abortus, kehamilan mola atau kehamilan ektopik. Pada kehamilan lanjut
perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak, kadang-kadang/tidak selalu
dan disertai dengan rasa nyeri, perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta
previa atau abrupsio plasenta (Anonimous, 2010)
b.
Sakit Kepala Yang Hebat
Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan
seringkali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala
yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala yang menetap dan
tidak hilang dengan istirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat
tersebut ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur dan
berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari
pre-eklampsia (Anonimous, 2010). Hipertensi dalam kehamilan dapat diibagi
menjadi dalam 2 macam yaitu: hipertensi karena kehamilan jika hipertensi
terjadi pertama kali sesudah kehamilan 20 minggu, selama kehamilan dan dalam 48
jam pascapersalinan sedang disebut hipertensi kronik jika hipertensi terjadi sebelum kehamilan 20 minggu
(Saifuddin, 2006).
Tanda dan gejala yang timbul:
1.
Tekanan darah diastolik merupakan indikator dalam
penanganan hipertensi dalam kehamilan, karena tekanan diastolik mengukur
tekanan perifer dan tidak tergantung pada emosional pasien.
2.
Diagnosis hipertensi dibuat jika tekanan darah diastolik
> 90 mmHg pada 2 pengukuran yang berjarak 1 jam atau lebih.
Penanganan yang dilakukan jika terjadi sakit kepala yang
hebat:
1.
Segera lakukan rawat inap
2.
Lakukan penilaian klinik terhadap keadaan umum pasien,
sambil mencari riwayat penyakit sekarang, dahulu dan keluarga pasien.
3.
Jika pasien tidak bernafas berikan oksigen dengan masker
atau inkbasi jika perlu.
4.
Jika pasien syok segera lakukan penanganan syok
5.
Jika pasien kejang, baringkan pasien pada satu sisi
tempat tidur, sedikit tinggikan kepala pasien untuk mencegah aspirasi sekret,
muntahan atau darah yang keluar, pasang spatel lidah untuk menghindari
tergigitnya lidah pasien (Saifuddin, 2006).
c.
Mual Muntah Yang Berlebihan
Mual muntah dalam masa kehamilan adalah suatu yang normal
dan berlangsung hanya pada trimester pertama, namun terkadang timbul mual
muntah yang sangat parah yang disebut ”Hiperemesis Gravidarum”. Penyebabnya tidak diketahui dengan jelas, mungkin
diakibatkan oleh perubahan hormon, mungkin karena faktor psikologis, refleksi
kebahagiaan, atau penolakan terhadap kehamilan (Ratna, 2010).
1.
Tanda-tanda sebagai berikut:
a)
Berat badan turun 2,5 sampai 5 kg atau lebih selama
trimester pertama.
b)
Tidak dapat menelan makanan atau minuman apapun selama 24
jam terakhir.
c)
Air kencing berwarna kuning sangat gelap atau tidak
kencing selama 8 jam terakhir.
d)
Muntah sangat sering kadang bisa setiap jam atau lebih.
e)
Mual sangat hebat sehingga selalu muntah saat makan.
2.
Cara Mencegah Mual Muntah
a)
Menghindari makanan berbau tajam, asap rokok atatu parfum
yang berbau menyengat yang dapat menjadi pemicu mual muntah.
b) Beberapa suplemen makanan dapat membantu mengurangi mual
muntah seperti minuman jahe atau vitamin B6.
c)
Makanlah makanan yang diinginkan ketika tubuh mampu
menerimannya.
d)
Jangan segera berbaring setelah makan, sebaiknya duduk
tegak selama beberapa saat agar tidak kembung atau mual.
e) Hindari banyak minum saat makan, tunggulan 30 menit
setelah makan baru minum, namun diluar waktu makan anda diharapkan untuk minum
lebih banyak.
f) Makanlah dengan porsi yang sedikit tapi sering (tiap 2-3
jam) untuk menghindari mual tanpa beresiko kekurangan gizi.
g)
Pola makan yang lengkap dan seimbang.
h)
Istirahat yang cukup.
i)
Konsultasi ke dokter kandungan
jika mual muntah masih berlanjut (Ratih, 2008)
3.
Penatalaksanaan
a)
Rawat inap
b)
Penderita diisolasi dalam kamar yang tenang dan cerah
dengan pertukaran udara yang baik
c)
Stop makanan dan minuman dalam 24 jam pertama
d)
Kalori diberikan secara parenteral dengan glukosa 5%
dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 lt/hr
e)
Kontrol diuresis untuk menjaga keseimbangan cairan
f)
Berikan vitamin B1 dan B6 untuk tambahan
g) Pada keadaan lebih berat berikan antimetik
(metoklopramid, disiklomin, hidroklorida, atau klorpromazin)
h) Berikan terapi psikologis untuk meyakinkan pasien bahwa
penyakit dapat disembuhkan serta menghilangkan rasa takut hamil.
i) Bila dalam 24 jam pasien tidak muntah atau keadaan sudah
membaik, berikan makanan dan minuman yang sedikit demi sedikit ditambah.
j)
Bila masih tetap atau bahkan memburuk, tetap stop makanan
dan minuman dalam 24 jam kedua dan pertimbangkan rujukan.
(Anonimous, 2010)
d.
Nyeri Abdomen Yang Hebat
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal
adalah tidak normal, nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang
mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah
istirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan ektopik, aborsi,
penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantung
empedu, uterus yang iritable, abrupsio plasenta, infeksi lain.
e.
Gerak Janin Berkurang atau Tidak Ada Gerak janin
Normalnya ibu mulai merasakan gerakan janin pada bulan
ke-5 atau ke-6, tapi beberapa ibu juga dapat merasakan gerakan janinnya lebih
awal, jika bayi sedang tidur gerakan bayi akan melemah. Gerakan bayi akan lebih
mudah terasa pada saat ibu berbaring atau istirahat dan jika ibu makan dan
minum dengan baik.
f.
Bengkak Pada Muka dan Tangan
Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika
muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai
dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal
ginjal, atau pre-eklampsia.
g.
Ketuban Pecah Dini
Keluarnya cairan berupa
air-air vagina pada trimester 3. Ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi
sebelum proses persalinan berlangsung yang disebabkan karena berkurangnya
kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intra uteri, berkurangnya kekuatan
membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan
serviks. pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm (sebelum
kehamilan 37 minggu) maupun pada kehamilan aterm. Normalnya selaput ketuban pecah pada akhir kala 1 atau
awal kala 2 (Kusmiyati, 2009).
1.
Penilaian Klinik
a)
Pecahnya selaput ketuban dapat ditentukan dengan adanya
cairan ketuban divagina, jika tidak ada dapat dicoba dengan gerakan sedikit
bagian terbawah janin atau meminta pasien untuk batuk atau mengedan. Penentuan
cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus jika benar cairan ketuban maka
kertas lakmus yang merah akan berubah menjadi biru.
b)
Menentukan usia kehamilan, jika perlu lakukan USG
c) Menentukan ada tidaknya infeksi dengan melihat
tanda-tanda infeksi : suhu > 38ÂșC, melihat air ketuban keruh atau berbau.
d)
Melihat adanya tanda-tanda inpartu : adanya kontraksi
yang teratur, lakukan pemeriksaan dalam.
2.
Penanganan
Pada ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia
kehamilan apakan ada infeksi pada komplikasi ibu dan janin atau adanya
tanda-tanda persalinan. Lakukan perawatan dirumah sakit, berikan antibiotik
(ampisilin dan metronidazol selama 7 hari), jika umur kehamilan < 32-34
minggu ibu dirawat selama air ketuban keluar atau sampai air ketuban tidak
keluar lagi, berika steroid untuk memacu kematangan paru janin dan jika
memungkinkan lakukan pemeriksaan kadar lesitin setiap minggu, jika pada umur
kehamilan 32-37 minggu belum inpartu dan tidak ada infeksi berikan
deksametason, observasi tanda infeksi dan keadaan janin, jika kehamilan umur
32-37 minggu sudah inpartu dan tidak ada infeksi berikan tokolitik
(salbutamol), deksametason, dan induksi sesudah 24 jam, namun bila pada umur
kahamilan 32-37 minggu terdapat infeksi berikan antibiotik dan lakukan induksi
(Saifuddin, 2006).