Rabu, 06 Februari 2013

Tanda Bahaya Kehamilan

  •  Pengertian Tanda Bahaya Kehamilan
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama masa kehamilan atau periode antenatal, yang apabila tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi secara dini bisa menyebabkan kematian ibu dan bayi (Masdanang, 2003)
Faktor penyebab tanda bahaya kehamilan
  • Ada beberapa faktor penyebab terjadinya tanda bahaya kehamilan, seperti:
a.       Status gizi atau nutrisi ibu.
Apa yang terjadi bila ibu hamil kurang mengkonsumsi nutrisi dan vitamin, ibu akan mengalami masalah pada kesehatan dalam kehamilan ibu dan janin yang dikandungnya. Seperti ibu kerang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi kebanyakan ibu akan mengalami anemia yang akan mengakibatkan perdarahan dan jika tidak segera ditangani akan menimbulkan keguguran yang berbahaya bagi kahamilan ibu
b.      Perilaku ibu terhadap keteraturan pemeriksaan kehamilan.
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan secara berkala dan teratur. Bila kehamilan normal, jumlah kunjungan cukup 4 kali :
1.      satu kali pada trimester pertama
2.      satu kali pada trimester kedua
3.      dua kali pada trimester ketiga
Hal ini dapat memberikan peluang yang lebih besar bagi petugas kesehatan untuk mengenali secara dini sebagai penyulit atau gangguan kesehatan yang terjadi pada ibu hamil (Prawirohardjo, 2008 : 284).
c.       Pengetahuan ibu.
Penting untuk ibu tahu dan faham tentang tanda bahaya kehamilan, seharusnya setiap ibu melakukan kunjungan antenatal tenaga kesehatan harus mengajarkan pada ibu bagaimana mengenali tanda bahaya pada kehamilan sehingga ibu dapat segera memberitahukan atau melaporkan pada tenaga kesehatan jika terdapat tanda bahaya kehamilan pada dirinya (Kusmiyati, 2009).
d.      Sosial ekonomi.
Sosial ekonomi yang kurang akan berpengaruh terhadap keteraturan ibu dalam memeriksakan kehamilanya, sehingga jika terjadi tanda bahaya kehamilan tidak dapat terdeteksi secara dini oleh petugas.
  • Macam-Macam Tanda Bahaya Kehamilan
a.       Perdarahan Pervaginam
Perdarahan vagina dalam kehamilan adalah jarang yang normal. Pada masa awal kehamilan ibu mungkin akan mengalami perdarahan yang sedikit atau spotting, perdarahan ini adalah perdarahan implantasi dan ini normal terjadi. Pada waktu yang lain dalam kehamilan perdarahan ringan mungkin terjadi dari servik yang rapuh, perdarahan ini mungkin suatu tanda adanya infeksi. Pada awal kehamilan perdarahan yang tidak normal adalah yang merah, perdarahan yang banyak, atau perdarahan dengan nyeri, perdarahan ini dapat berarti abortus, kehamilan mola atau kehamilan ektopik. Pada kehamilan lanjut perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak, kadang-kadang/tidak selalu dan disertai dengan rasa nyeri, perdarahan semacam ini bisa berarti plasenta previa atau abrupsio plasenta (Anonimous, 2010)
b.      Sakit Kepala Yang Hebat
Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala yang menetap dan tidak hilang dengan istirahat. Kadang-kadang dengan sakit kepala yang hebat tersebut ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur dan berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre-eklampsia (Anonimous, 2010). Hipertensi dalam kehamilan dapat diibagi menjadi dalam 2 macam yaitu: hipertensi karena kehamilan jika hipertensi terjadi pertama kali sesudah kehamilan 20 minggu, selama kehamilan dan dalam 48 jam pascapersalinan sedang disebut hipertensi kronik jika hipertensi  terjadi sebelum kehamilan 20 minggu (Saifuddin, 2006).
Tanda dan gejala yang timbul:
1.      Tekanan darah diastolik merupakan indikator dalam penanganan hipertensi dalam kehamilan, karena tekanan diastolik mengukur tekanan perifer dan tidak tergantung pada emosional pasien.
2.      Diagnosis hipertensi dibuat jika tekanan darah diastolik > 90 mmHg pada 2 pengukuran yang berjarak 1 jam atau lebih.
Penanganan yang dilakukan jika terjadi sakit kepala yang hebat:
1.      Segera lakukan rawat inap
2.      Lakukan penilaian klinik terhadap keadaan umum pasien, sambil mencari riwayat penyakit sekarang, dahulu dan keluarga pasien.
3.      Jika pasien tidak bernafas berikan oksigen dengan masker atau inkbasi jika perlu.
4.      Jika pasien syok segera lakukan penanganan syok
5.      Jika pasien kejang, baringkan pasien pada satu sisi tempat tidur, sedikit tinggikan kepala pasien untuk mencegah aspirasi sekret, muntahan atau darah yang keluar, pasang spatel lidah untuk menghindari tergigitnya lidah pasien (Saifuddin, 2006).
c.       Mual Muntah Yang Berlebihan
Mual muntah dalam masa kehamilan adalah suatu yang normal dan berlangsung hanya pada trimester pertama, namun terkadang timbul mual muntah yang sangat parah yang disebut ”Hiperemesis Gravidarum”. Penyebabnya tidak diketahui dengan jelas, mungkin diakibatkan oleh perubahan hormon, mungkin karena faktor psikologis, refleksi kebahagiaan, atau penolakan terhadap kehamilan (Ratna, 2010).
1.      Tanda-tanda sebagai berikut:
a)      Berat badan turun 2,5 sampai 5 kg atau lebih selama trimester pertama.
b)      Tidak dapat menelan makanan atau minuman apapun selama 24 jam terakhir.
c)      Air kencing berwarna kuning sangat gelap atau tidak kencing selama 8 jam terakhir.
d)     Muntah sangat sering kadang bisa setiap jam atau lebih.
e)      Mual sangat hebat sehingga selalu muntah saat makan.
2.      Cara Mencegah Mual Muntah
a)      Menghindari makanan berbau tajam, asap rokok atatu parfum yang berbau menyengat yang dapat menjadi pemicu mual muntah.
b)     Beberapa suplemen makanan dapat membantu mengurangi mual muntah seperti minuman jahe atau vitamin B6.
c)      Makanlah makanan yang diinginkan ketika tubuh mampu menerimannya.
d)     Jangan segera berbaring setelah makan, sebaiknya duduk tegak selama beberapa saat agar tidak kembung atau mual.
e)    Hindari banyak minum saat makan, tunggulan 30 menit setelah makan baru minum, namun diluar waktu makan anda diharapkan untuk minum lebih banyak.
f)    Makanlah dengan porsi yang sedikit tapi sering (tiap 2-3 jam) untuk menghindari mual tanpa beresiko kekurangan gizi.
g)      Pola makan yang lengkap dan seimbang.
h)      Istirahat yang cukup.
i)        Konsultasi ke dokter kandungan jika mual muntah masih berlanjut (Ratih, 2008)
3.      Penatalaksanaan
a)      Rawat inap
b)      Penderita diisolasi dalam kamar yang tenang dan cerah dengan pertukaran udara yang baik
c)      Stop makanan dan minuman dalam 24 jam pertama
d)     Kalori diberikan secara parenteral dengan glukosa 5% dalam cairan fisiologis sebanyak 2-3 lt/hr
e)      Kontrol diuresis untuk menjaga keseimbangan cairan
f)       Berikan vitamin B1 dan B6 untuk tambahan
g)   Pada keadaan lebih berat berikan antimetik (metoklopramid, disiklomin, hidroklorida, atau klorpromazin)
h)     Berikan terapi psikologis untuk meyakinkan pasien bahwa penyakit dapat disembuhkan serta menghilangkan rasa takut hamil.
i)       Bila dalam 24 jam pasien tidak muntah atau keadaan sudah membaik, berikan makanan dan minuman yang sedikit demi sedikit ditambah.
j)      Bila masih tetap atau bahkan memburuk, tetap stop makanan dan minuman dalam 24 jam kedua dan pertimbangkan rujukan.
(Anonimous, 2010)
d.      Nyeri Abdomen Yang Hebat
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak normal, nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang mengancam keselamatan jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah istirahat. Hal ini bisa berarti apendisitis, kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantung empedu, uterus yang iritable, abrupsio plasenta, infeksi lain.
e.       Gerak Janin Berkurang atau Tidak Ada Gerak janin
Normalnya ibu mulai merasakan gerakan janin pada bulan ke-5 atau ke-6, tapi beberapa ibu juga dapat merasakan gerakan janinnya lebih awal, jika bayi sedang tidur gerakan bayi akan melemah. Gerakan bayi akan lebih mudah terasa pada saat ibu berbaring atau istirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik.
f.       Bengkak Pada Muka dan Tangan
Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat, dan disertai dengan keluhan fisik yang lain. Hal ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal ginjal, atau pre-eklampsia.
g.      Ketuban Pecah Dini
Keluarnya cairan berupa air-air vagina pada trimester 3. Ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung yang disebabkan karena berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan intra uteri, berkurangnya kekuatan membran disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina dan serviks. pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm (sebelum kehamilan 37 minggu) maupun pada kehamilan aterm. Normalnya selaput ketuban pecah pada akhir kala 1 atau awal kala 2 (Kusmiyati, 2009).
1.      Penilaian Klinik
a)      Pecahnya selaput ketuban dapat ditentukan dengan adanya cairan ketuban divagina, jika tidak ada dapat dicoba dengan gerakan sedikit bagian terbawah janin atau meminta pasien untuk batuk atau mengedan. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus jika benar cairan ketuban maka kertas lakmus yang merah akan berubah menjadi biru.
b)      Menentukan usia kehamilan, jika perlu lakukan USG
c)  Menentukan ada tidaknya infeksi dengan melihat tanda-tanda infeksi : suhu > 38ÂșC, melihat air ketuban keruh atau berbau.
d)   Melihat adanya tanda-tanda inpartu : adanya kontraksi yang teratur, lakukan pemeriksaan dalam.
2.      Penanganan
Pada ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia kehamilan apakan ada infeksi pada komplikasi ibu dan janin atau adanya tanda-tanda persalinan. Lakukan perawatan dirumah sakit, berikan antibiotik (ampisilin dan metronidazol selama 7 hari), jika umur kehamilan < 32-34 minggu ibu dirawat selama air ketuban keluar atau sampai air ketuban tidak keluar lagi, berika steroid untuk memacu kematangan paru janin dan jika memungkinkan lakukan pemeriksaan kadar lesitin setiap minggu, jika pada umur kehamilan 32-37 minggu belum inpartu dan tidak ada infeksi berikan deksametason, observasi tanda infeksi dan keadaan janin, jika kehamilan umur 32-37 minggu sudah inpartu dan tidak ada infeksi berikan tokolitik (salbutamol), deksametason, dan induksi sesudah 24 jam, namun bila pada umur kahamilan 32-37 minggu terdapat infeksi berikan antibiotik dan lakukan induksi (Saifuddin, 2006).
Read more