Konsep Diri
2.1 Konsep diri
Konsep diri didefinisikan semua ide, pikiran, keyakinan,
kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi
hubungannya dengan orang lain (stuart & sunden, 1998, : hal 227). Konsep
diri seseorang tidak terbentuk waktu lahir, tetapi dipelajari sebagai hasil
dari pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat dan
dengan realitas dunia.
Individu dengan konsep diri yang positif yang berfungsi
lebih efektif yang terlihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual
dan yang penguasaan lingkungan. Konsep
diri yang negative dapat dilihat dari hubungan dan sosial yang mal adaptif.
2.1.1 Pembagian konsep diri :
a. Gambaran
diri (Body image)
Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap
Tubuhnya secara sadar dan tidak sadar, sikap ini mencakup persepsi dan perasaan
tentang ukuran, bentuk, fungsi, penampilan, potensi tubuh saat ini dan masa
lalu secara berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman yang baru. Sejak
lahir individumengeksplorasi bagian tubuhnya, menerima stimulus dari orang
lain. Kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan mulai sadar dirinya terpisah
dari lingkungan (Keliat, 1992, hal 4).
Gambaran diri berhubungan dengan kepribadian. Cara individu
memandang dirinya mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologisnya.
Pandangan yang realistic terhadap dirinya menerima dan mengukur bagian tubuhnya
akan member rasa aman, sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan
harga diri (Keliat, 1992, hal 5).
Individu yang stabil, realistis dan konsisten terhadap
gambaran dirinya akan memperlihatkan kemampuan yang mantap terhadap realisasi
yangakan memacu sukses dalam kehidupan.
b. Ideal diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia
harus berperilaku berdasarkan standart, aspirasi, tujuan atau nilai personal
tertentu (Stuart & Sundeen, 1998, hal : 227)
Standart dapat berhubungan dengan tipe orang yang akan
diinginkan atau sejumlah aspirasi, cita-cita, nilai-nilai yang dicapai. Ideal
diri akan mewujudkan cita-cita dan harapan-harapan pribadi berdasarkan norma
sosial (keluarga, budaya) dan kepada siapa ia ingin melakukan.
Ideal diri mulai berkembang pada masa kanak-kanak yang
dipengaruhi orang yang penting pada diarinya yang memberikan keuntungan dan
harapan. Pada masa remaja idealdiri akan dibentuk melalui proses identifikasi
pada orang tua, guru dan teman.
Menurut Ana Keliat ada beberapa faktor yang mempengaruhi
ideal diri :
1. Kecenderungan individu menetapkan ideal pada kasus
kemampuannya
2. Faktor budaya akan mempengaruhi individu menetapkan ideal
diri
3. Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan berhasil,
kebutuhan yang realistis, keinginan untuk mengklaim diri dari kegagalan,
perasaan cemas dan rendah diri.
Individu mampu berfungsi dan mendemonstrasikan kecocokan
antara persepsi diri dan ideal diri, sehingga ia akan tampak menyerupai apa
yang diinginkan. Ideal diri hendaknya ditetapkan tidak terlalu tinggi, tetapi
masih lebih tinggi dari kemampuan agar tetap manjadi pendorong dan masih dapat
dicapai (Keliat, 1992, hal 6).
c.
Harga diri
Harga diri adalah penilaian individu tentang dirinya
dengan menganalisis kesesuaian antara perilaku dan ideal diri yang lain (Aziz
Alimul, 2006 : 238).
Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilakan harga diri
rendahatau harga diri yang tinggi. Jika individu selalu sukses, maka cenderung
harga diri tinggi. Jika individu sering gagal maka cenderung harga diri rendah.
Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utama adalah
dicintai dan menerima penghargaan dari orang lain (Keliat, 1992, hal 8).
d.
Peran
Peran adalah pola sikap, perilaku, nilai yang diharapkan
dari seseorang berdasarkan posisinya dimasyarakat (Tarwoto & Wartonah, 2003
: 94).
Peran yang ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak
punya pilihan. Peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh
individu. Posisi bdibutuhkan oleh individu sebagai aktualisasi diri. Harga diri
yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dancocok dengan
ideal diri. Posisi dimasyarakat merupakan stressor terhadap peran karena
sruktur sosial yang menimbulkan kesukaran, tuntutan, posisi yang tidak mungkin
dilaksanakan (Keliat, 1992, hal 9).
Stress peran terdiri dari konflik peran yang tidak jelas,
peran yang tidak sesuai, dan peran yang terlalu banyak. Faktor-faktor yang
mempengaruhi dalam penyesuaian diri dengan peran yang ahrus dilakukan sebagai
berikut :
1.
Kejelasan perilaku dan penghargaan yang sesuai dengan peran.
2.
Konsisten respons orang yang berarti terhadap peran yang
dilakukan.
3.
Kesesuaian dan keseimbangan antara peran yang di emban.
4.
Keselarasan budaya dan harapan individu terhadap perilaku
peran.
5.
Pemisahan situasi yang menciptakan ketidaksesuaian
perilaku peran
e. Identitas
Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang
bersumber dari observasi, dan penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek
konsep diri sebagai satu kesatuan yang utuh (Tarwoto & Wartonah, 2003 : 94).
Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang
kuat, akan memandang dirinya berbeda denagn orang lain. Kemandirian timbul dari
perasaan berharga (aspek diri sendiri), kemampuan dan penyesuaian diri.
Seseorang yang mandiri dapat mengatur dan menerima
dirinya. Identitas berkembang sejak masa kanak-kanak bersamaan dengan
perkembangan konsep diri. Hal yang penting dalam identitas adalah jenis kelamin
(Keliat, 1992 hal : 5). Identitas jenis kelamin berkembang sejak bayi secara
bertahap dimulai dengan konsep laki-laki dan wanita yang banyak dipengaruhi
oleh pandangan dan perlakuan masyarakat terhadap masing-masing jenis.
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri
Menurut Aziz Alimul ada 3 faktor yang mempengaruhi konsep
Diri adalah sebagai berikut :
2.2.1 Lingkungan
Lingkungan yang
dimaksud disini adalah lingkungan fisik dan lingkungan psikologis. Lingkungan
fisik adalah segala sarana yang apat menunjang perkembangan konsep diri,
sedangkan lingkungan psikologis adalah segala lingkungan yang dapat menunjang
kenyamanan dan perbaikan psikologis yang dapat mempengaruhi perkembangan konsep
diri.
2.2.2 Pengalaman Masa Lalu
Adanya umpan balik
dari orang-orang penting,situasi stressor sebelumnya, penghargaan diri dan
pengalaman sukses atau gagal sebelumnya, pengalaman penting dalam hidup, atau
faktor yang berkaitan dengan masalah stressor, usia, sakit yang diderita atau
trauma, semuanya dapat mempengaruhi konsep diri.
2.2.3 Tingkat Tumbuh Kembang
Adanya dukungan
mental yang cukup akan membentuk konsep diri yang cukup baik. Sebaliknya,
kegagalan selama masa tumbuh kembangakan membentuk konsep diri yang kurang
memadai.
0 comments:
Posting Komentar