Makalah Imperialisme Barat Dan Kebangkitan Kembali Dunia Islam
Periode modern dalam sejarah Islam bermula dari tahun 1800 M dan berlangsung sampai sekarang. Di awal periode ini kondisi Dunia Islam secara politis berada di bawah penetrasi kolonialisme. Baru pada pertengahan abad ke-20 M Dunia Islam bangkit memerdekakan negerinya dari penjajahan Barat. Periode ini memang merupakan zaman kebangkitan kembali Islam, setelah mengalami kemunduran di periode pertengahan. Pada periode ini mulai bermunculan pemikiran pembaharuan dalam Islam.
Gerakan pemabaharuan ini muncul karena dua
hal :
- Timbulnya kesadaran dikalangan ulama bahwa banyak ajaran-ajaran “asing” yang masuk dan diterima sebagai ajaran Islam. Ajaran-ajaran ini bertentangan dengan semangat ajaran Islam yang sebenarnya, seperti bid’ah, khurafat dan tahyul. Oleh karena itu mereka bangkit untuk membersihkan Islam dari ajaran atau paham seperti itu. Gerakan ini dikenal sebagai gerakan reformasi
- Pada periode ini Barat mendominasi Dunia di bidang politik dan peradaban. Persentuhan dengan Barat menyadarkan tokoh-tokoh Islam akan ketinggalan mereka. Karena itu, mereka berusaha bangkit dengan mencontoh Barat dalam masalah masalah politik dan peradaban untuk menciptakan balance of power ( Yatim, 2003 : 173 - 174 )
Sebagaimana telah disebutkan, ketika tiga kerajaan
besar Islam sedang mengalami kemunduran di abad ke-18, Eropa Barat mengalami
kemajuan dengan pesat. Kerajaan Safawiyah mengalami kemunduran, karena tidak
hanya mendapat serangan dari kerajaan Turki, tetapi juga mendapat serangan dari
kalangan Dinasti yang tunduk pada Safawiyah yang ingin merdeka, yaitu
berturut-turut Raja Afganistan, sehingga pada tahun 1722 M berhasil menduduki
Asfahan, kemudian disusul oleh serangan Dinasti Zand yang pada tahun 1750 M
berhasil menguasai seluruh Persia. Maka berakhirlah kekuasaan kerajaan Safawi
di pertengahan abad ke-18.
Di belahan kerajaan Mughal juga dilanda
kemunduran, tepatnya pada pemerintahan setelah Aurangzeb, yaitu mendapat
serangan dari masyarakat Hindu. Diantaranya pemberontakan Sikh yang dipimpin
oleh Guru Tegh Mahabur Dean, guru Gobind Singh. Pada awal paro kedua abad ke-19
M kerajaan Mughal hancur di tangan Inggris yang kemudian mengambil alih
kekuasaan di anak benua India.
Kekuatan Islam terakhir yang masih disegani oleh
lawan tinggal kerajaan Usmani di Turki. Akan tetapi yang terakhir ini pun terus
mengalami kemunduran-demi kemunduran, sehingga dijuluki sebagai the sick man of
Europe, orang sakit dari Eropa. Dalam periode kerajaan Usmani peradaban Islam
mendapat perlawanan dari dua arah, yaitu dari dalam, berupa perlawanan dari
orang Islam sendiri, dan dari luar, berupa serangan balik dari Eropa khususnya
kerajaan KRISTEN.
Dari dalam,
kerajaan Usmani dilanda konflik antara penguasa Turki dan perlawanan dari
daerah kekuasaannya yang menuntut merdeka, seperti Mesir dan negara
Arablainnya. Karena pada waktu itu Turki dipandangnya bukan sebagai Khalifah
yang melindungi Islam, tetapi tidak lebih sebagai kerajaan yang hanya
mementingkan kekuasaan, bahkan kehidupan dalam Istana tidak kelihatan corak
keislamanya, yang ada hanyalah kemewahan. Sehingga dengan demikian pecahlah
peperangan dengan kerajaan Safawiyah yang berkepanjangan sampai runtuhnya
Usmani secara total. Di antara peperangan itu adalah peperangan yang memperebutkan
wilayah Irak pada abad ke-18, ada yang berpendapat peperangan itu merupakan
peperangan ideologis antara Sunni dan Syiah. Kemerosotan Kesultanan Turki
Usmani semakin cepat setelah mendapat serangan dari Dunia Barat, sehingga
daerah kekuasaannya satu persatu jatuh kembali ke tangan KRISTEN.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kelemahan
kerajaan - kerajaan Islam tersebut telah menyebabkan Eropa dapat menguasai,
menduduki dan menjajah negeri-negeri Islam dengan mudah.
0 comments:
Posting Komentar