Beda Serangan Jantung pada Pria dan Wanita
Penyakit jantung merupakan 5 penyakit tertinggi yang menyebabkan kematian. Penyakit jantung koroner (PJK) punya gejala dan jenis serangan yang berbeda jika menyerang kaum wanita. Demikian pula penanganan yang dibutuhkan serta faktor risikonya. Penyakit ini sendiri merupakan penyebab utama kematian pada wanita yang sudah mengalami menopause.Angka Statistik Data statistik menunjukkan kalau satu di antara 8 hingga 9 orang wanita berusia 45-60 tahun dan 1 di antara 3 wanita berusia 60 tahun menderita PJK. Dari data Women Heart Institute, Amerika Serikat, juga ditemukan kalau 44 persen wanita yang mengalami serangan jantung meninggal pada tahun pertama, sedangkan pria hanya 27 persen. Dan enam tahun setelah serangan jantung, 31 persen wanita bisa mengalami serangan jantung yang kedua, sedangkan pria hanya 23 persen. Faktor Risiko Pada pria, jumlah kadar kolesterol jahat (LDL) merupakan faktor penentu utama terjadinya nyeri dada dan serangan jantung. Namun, itu tidak sepenuhnya berlaku pada kaum wanita. Pada wanita, rendahnya kadar kolesterol baik (HDL) yang amat berkaitan dan meningkatnya kadar trigliserida serta lemak protein dalam darah juga menjadi penentu terjadinya penyakit jantung koroner. Adapun besarnya risiko wanita terserang PJK lebih rendah sebelum menopause dan semakin meningkat sesudahnya. Selain itu, penyakit diabetes juga lebih meningkatkan risiko wanita terserang PJK dibanding pada kaum pria. Wanita yang menderita diabetes berisiko dua kali lipat terserang PJK dibanding pria yang menderita diabetes. Perbedaan lain, penyaki hipertensi serta meningkatnya kadar lemak dalam darah yang merupakan faktor risiko PJK pada pria ternyata bukan faktor risiko pada wanita. Tapi wanita perokok menurut penelitian akan terserang PJK lebil awal 19 tahun dibanding dengan yang tidak perokok dan risikonya jauh lebih besar dibanding pria perokok. Gejala-gejalanya Pada kaum pria, keluhan yang dirasakan umumnya berupa nyeri dada sebelah kiri, yang rasanya seperti ditusuk-tusuk, diremas, atau tertindih benda berat. Nah pada wanita, keluhan yarn muncul biasanya sesa napas, keringat dingin, sakit kepala, jantung berdebai debar, hingga pingsan. Nyeri yang dirasakan umumnya lebih banyak di daerah perut, punggung bawah atau rahang dan tenggorokan. Kadang muncul pula gejala seperti masuk angin, mual, atau kelelahan sehingga sering tidak dianggap serius. Kemungkinan Serangan Berulang Ternyata, walau risiko terjadinya PJK pada wanita muncul sepuluh tahun lebih lambat daripada pria, kemungkinan terjadinya serangan susulan serta kematian jauh lebih besar pada wanita. Pengaruh Faktor Hormonal Berbeda dengan kaum pria, faktor hormonal amat berpengaruh terhadap serangan PJK pada wanita, terutama pada masa menopause. Pada masa menopause, produksi hormon estrogen semakin berkurang, diikuti dengan bertambahnya kadar LDL dan sedikit pengurangan HDL. Akibatnya, risiko PJK pun meningkat. Untungnya, pengaruh faktor hormonal ini dapat diperkecil dengan adanya terapi sulih hormon yang menggunakan hormon estrogen. Cukup banyak penelitian yang membuktikan pemberian hormon dapat mengurangi jumlah kasus PJK hingga 50 persen. Kadar HDL wanita yang diberi terapi hormon juga berbeda dibanding dengan yang tidak diberi terapi tersebut. Kejadian stroke juga sangat rendah pada mereka yang menjalani terapi sulih hormon. Diagnosa Walau pemeriksaan untuk mendiagnosa PJK secara keseluruhan kurang lebih sama pada pria dan wanita, pemeriksaan yang dilakukan untuk pada wanita harus dilakukan dengan lebih hati hati. Sebab, pemeriksaan melalui uji treadmill, misalnya, kadang tidak dapat dipercaya sepenuhnya. Karena, kemungkinan terjadinya kesalahan cukup tinggi. Itulah sebabnya pemeriksaan dengan radio nuklir serta pemeriksaan angiografi harus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat. Penanganan Penanganan PJK pada wanita kadang terlambat dilakukan, terutama jika terjadi pada masa menopause. Karena, gejalanya sekilas tampak mirip dengan keluhan-keluhan yang muncul pada masa menopause. Dalam penanganannya sendiri, beberapa jenis obat kadang lebih efektif jika diberikan kepada pria.
0 comments:
Posting Komentar