BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit bibir sumbing memang sudah bisa ditangani dengan operasi kecil. Namun tidak seorangpun ingin melahirkan anak dengan cacat bawaan itu, para ahli telah berhasi menemukan faktor genetik yang bisa menyebabkan seorang bayi beresiko tiga kali lipat menderita bibir sumbing. Temuan ilmuan Amerika Serikat (AS) ini bisa memprediksikan pasangan orang tua mana yang beresiko memiliki anak dengan bibir sumbing, bahkan pasangan ini bisa diberi arahan medis sehingga sanggup mencegah terjadinya kasus caest bawaan tersebut, demikian berdasar study yang dipublikasikan di News England Journal of Medical.
Terobosan tersebut didasarkan pada studi terhadap DNA pada 1968 kelauraga atau sekitar 8000 orang yang memiliki riwayat bibir sumbing dari 10 negara. Dari angka itu didapat sembilan variasi yang disebut dengan single nucleotida polymorphins (SNPs) dalam gen bernama IRFQ. Gen IRFG ini merupakan tanda dari kasus bibir sumbing, para ilmuwan melakukan pemeriksaan terhadap varian tersebut dengan cara mendeteksi 12 persen kasus bibir sumbing ditemukan pula gen lain yang mempengaruhi terjadinya bibir sumbing walaupun sebesar 2 persen saja.
Operasi kasus bibir sumbing menjadi sorotan cukup serius, walau sudah bisa diatasi dengan operasi kecil, namun para ahli tetap berpendapat bahwa cacar bawaan ini merupakan kasus unik. Di Inggris saja yang merupakan negara maju tercatat setidaknya satu dari 700 anak dilahirkan dengan bibir sumbing. Sedangkan di Indonesia berdasarkan ctatan perhimpunan bedah plastik Indonesia setiap tahun penderita bibir sumbing di Indonesia bertambah lebih 1.000 orang. Mereka yang mengalami cacat bawaan tersebut diantarnya akibat kekurangan nutrisi dan keturunan. Namun hingga saat ini juga belum diketahui penyebab lainnya, karena ternyat penderitanya juga cukup banyk di negara maju seperti Jepang, 80 persen penderitanya adalah anak-anak, mayotitas penderita mengalami kurang percaya diri dalam pergaulan sosial dengan ditemukan faktor penyebab cacat bibir terbelah maka ada harapan baru untuk mencegah terjadinya kasus-kasus baru.
Download makalah lengkap disini
0 comments:
Posting Komentar