BAB I
PENDAHULUAN
Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat, integrasi dalam masyarakat mempunyai banyak aspek efektif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber, termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok.
Transformasi intelektual yang khas dari cara berpikir remaja ini memungkinkannya untuk mencapai integrasi dalam hubungan sosial yang dewasa, yang kenyataannya merupakan ciri khas yang umum dari periode perkembangan ini.
Masa remaja merupakan periode yang penting dimana masa remaja sebagai periode peralihan, perubahan dan masa pencarian identitas
Disinilah pendidikan mempunyai peran penting dalam pencarian jati diri seorang remaja yang sebenarnya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti Penting Pendidikan
Rupert C. Lodge dalam philosophy of Education (1974 : 23) menyatakan bahwa dalam pengertian luas pendidikan itu menyangkut seluruh pengalaman. Anak mendidik orang tuanya, murid mendidik gurunya, anjing mendidik tuannya. Semua yang kita sebut atau kita lakukan dapat disebut mendidik kita. Dalam pengertian yang luas ini kehidupan adalah pendidikan dan pendidikan adalah kehidupan itu.Joe Park merumuskan pendidikan sebagai kegiatan yang penekanannya diletakkan pada pengajaran (instruction) sedang segi kepribadian yang dibina adalah aspek kognitif dan kebiasaan.
Dari definisi di atas, dapat kita simpulkan bahwasanya pendidikan mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan karena pendidikan merupakan usaha manusia untuk menyiapkan dirinya untuk suatu kehidupan yang bermakna terlebih bagi seorang remaja yang akan menyambut kedewasaannya. Sungguh pendidikan akan benar-benar menentukan bagaimana, seperti apa, sukses atau gagalkah remaja tersebut ?
B. Masa Remaja
Istilah adolescence (remaja) berasal dari bahasa adolescence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasaBangsa primitif, demikian pua orang-orang zaman purbakala emandng masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode-periode lain dalam rentan kehidupan, anak di anggap sudah dewasa bila telah mampu melakukan reproduksi.
Istilah adolescence diartikan lebih luas oleh Piget (121) yang diartikan lebih yang mencangkup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik.
Perubahan yang terjadi pada remaja dapat dilihat dalam dalam perubahan bentuk tubuhnya, kematangn emosinya, juga perubahan dalam perilaku sosialnya.
Lingkungannya juga punya peran penting dalam perkembangan psikologis remaja karena dari lingkungan itulah remaja bisa tumbuh dan perkembang. Menurut woodworth, cara individu berhubungan dengan lingkungannya dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu:
- Individu bertentangan dengan lingkungannya.
- Individu menggunakan lingkungannya.
- Individu berpartisipasi dengan lingkungannya.
- Individu menyesuaikan diri dengan lingkungannya
C. Minat Remaja Terhadap Pendidikan
Pada umumnya remaja muda suka mengeluh tentang sekolah, PR, cara pengolahan sekolah, dan sebagainya. Mereka besikap kritis terhadap guru dan cara mengajar. Ini sudah merupakan mode.Besarnya minat remaja terhadap pendidikan sangat dipengaruhi oleh minat mereka terhadap perkerjaan. Kali remaja mengharapkan perkerjaan yang menuntut pendidikan tinggi, maka pendidikannya dianggap sebagai batu loncatan. Biasanya remaja lebih menaruh minat pada pelajaran-pelajaran yang nantinya akan berguna dalam bidang pekerjaan yang dipilihnya.
Ada tiga macam remaja yang tidak berminat pada pendidikan dan biasanya membenci sekolah ;
- Remaja yang orang tuannya memiliki cita-cita yang tinggi, yang tidak realistis terhadap prestasi akademik, atletik/ prestasi sosial yang terus menerus mendesak untuk mencapai sasasran yang dikehendaki.
- Remaja yang kurang diterima oleh teman-teman sekelas, yang merasa tidak mengalami kegembiraan sebagaimana dialami teman-teman sekelasdalam berbagai kegiatan ekstrakulikuler.
- remaja yang matang lebih awal, yang merasa fisiknya jauh lebih besar dibanding teman-teman sekelasnya dan karena penampilannya lebih tua dari usia yang sesungguhnya.
- Remaja yang kurang berminat pada pendidikan biasanya menunjukan ketidak senangnya dengan cara-cara sebagai berikut :
- Menjadi orang yang berprestasi rendah.
- Bekerja di bawah kemampunnya dalam mata pelajaran.
- Membolos.
- Izin pada orang tua untuk berhenti sekolah sebelum waktunya.
- Berhenti sekolah kelas tiga.
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap remaja terhadap pendidikan.
- Sikap teman sebaya, berorientasi sekolah atau berorientasi kerja.
- Sikap orang tua, menganggap pendidikan sebagai batu loncatan ke arah mobilitas sosial.
- Nilai-nilai yang menunjukan keberhasilan atau kegagalan akademis.
- Relevansi atau nilai praktis dari berbagai mata pelajaran.
- Sikap terhadap guru-guru.
- Keberhasilan dalam berbagai kegiatan ekstrakulikuler.
- Derajat dukungan sosial di antara teman-teman sekelas
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, dapat di tarik benang merah bahwasannya pendidikan mempunyai peran besar dalam tumbuh kembang remaja. Karena saat-saat remaja adalah saat-saat bertumbuhnya emosional dan kejiwaan seseorang. Oleh karenanya pendidikan dituntut untuk mengarahkan remaja pada hal-hal yang dapat membawanya kepada kebaikan, yang mana kebaikan tersebut dapat dipastikan menjadi bekal untuk masa depannya menghadapi masa dewasa dalam kehidupan.
Hal-hal yang tidak dapat dipisahkan oleh remaja dan jelas berpengaruh untuknya antara lain, orang tua, keluarga, teman dan lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Tafsir, 2001, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Elizabeth B. Hurlock, Psikologi Perkembangan, Jakarta : Erlangga
Ngalim Purwanto, 2007, Psikologi Pendidikan, Bandung : PT. Remaja Rosdkarya
0 comments:
Posting Komentar