BAB I
PENDHULUAN
A. Latar Belakang
Televisi sebagai salah satu buah
dari kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi telah banyak memberi hiburan,
informasi dan nuansa edukatif terhadap khalayak umum. Kecepatan dalam
menyampaikan berita dan keefektifannya dalam menampilkan gambar membuat kita
lebih nyaman dalam mengakses informasi.
Tapi juga tidak dapat dipungkiri
dari sekian banyak kenyamanan yang telah terasa juga membawa ekses negatif
terhadap pola kehidupan kita, terutama sekali pada pola perkembangan kehidupan
anak-anak usia dasar. Selain pengaruh positif, pengaruh negatif pun juga tidak bisa terelakkan.
Implikisai
negatif inilah yang terkadang luput dari pantauan orang tua. Meraka lebih
mengedepankan prasangka-prasangka positifnya terhadap beberapa suguhan proram
televisi sehingga membiarkan anak-anak bebas tanpa kontrol dalam menontonnya.
Padahal kalau kita amati secara lebih serius banyak dari program televisi yang
kurang mendidik atau bahkan memberi efek negatif terhadap perkembangan mental
dan moral anak.
Seperti
pernyataan Komisionir Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Don Basco Selamun bahwa
hampir semua tayangan anak melanggar Pedoman Prilaku Penyiaran dan Standard
Program Siaran P3-SPS. Bagi beliau tayangan televisi saat ini dianggap
melanggar karena mengandung unsur kekerasan, mistik, pornografi, dan memberi
contoh buruk pada perkembangan mental anak (Kompas, 4/5/08).
Tanpa
terasa, banyak diantara orangtua yang tidak sadar bahwa beberapa program
tersebut sangat berbahaya terhadap perkembangan mental anak. Sehingga dunia
anak yang penuh dengan daya sensitifitas tinggi terhadap rangsangan-rangsangan
luar, maka apabila waktu anak banyak diluangkan dengan tontonan kekerasan,
pornografi dan hal-hal yang mistis, kejiwaan anak juga akan terbentuk layaknya
program di televisi.
Kalau
kita korelasikan realitas perkembangan anak di lapangan dengan pernyataan KPI,
maka sungguh tayangan televisi telah membawa efek negatif. Pernyataan KPI tersebut tidak
berdasarkan fakta saat ini saja, tapi pernyataan itu hasil dari kesimpulan
selama 1,5 tahun. Dan selama itu pula orangtua banyak yang tidak sadar bahwa
tayangan tersebut membawa dampak negatif bagi anak. Tidak heran dalam
perjalanannya banyak anak-anak Indonesia yang melakukan
penyimpangan-penyimpangan, layaknya kekerasan, pornografi dan pornoaksi.
Dalam
konteks ini, orangtua sebagai pendamping anak mempunyai tanggung jawab untuk
lebih selektif dalam memilih tayangan yang edukatif bagi anak-anak. Banyak
tayangan televisi yang bagi orangtua atau orang dewasa dianggap penting tetapi
itu belum juga penting bagi anak. Karena tidak semua tayangan televisi yang bagi orang tua
bagus bagi anak juga bagus. Di sinilah orangtua harus pintar memilih dan
memilah mana tayangan yang bagus bagi anak dan mana yang jelek bagi anak.
B. Rumusan Masalah
Dari latar
belakang permasalahan di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana
dampak siaran TV terhadap anak usia dasar dan bagaimana cara mengatasinya ?”
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGARUH TELEVISI TERHADAP ANAK USIA DASAR
Di antara berbagai media massa,
televisi memainkan peran yang terbesar dalam menyajikan informasi yang tidak
layak dan terlalu dini bagi anak-anak. Menurut para pakar masalah media dan
psikologi, di balik keunggulan yang dimilikinya, televisi berpotensi besar
dalam meninggalkan dampak negatif di tengah berbagai lapisan masyarakat,
khususnya anak usia dasar. Memang terdapat usaha untuk menggerakkan para
orangtua agar mengarahkan anak-anak mereka supaya menonton program atau acara
yang dikhususkan untuk mereka saja, namun pada prakteknya, sedikit sekali
orangtua yang memperhatikan ini.
Kecemasan orangtua terhadap dampak
menonton televisi bagi anak-anak memang sangat beralasan, mengingat bahwa
banyak penelitian menunjukkan televisi memang memiliki banyak pengaruh baik
negatif maupun positif. Yang dikhawatirkan dari kalangan orang tua adalah
anak-anak yang belum mampu membedakan mana yang baik dan buruk serta mana yang
pantas dan tidak pantas, karena media televisi mempunyai daya tiru yang sangat
kuat bagi pertumbuhan dan perkembangan anak-anak
Namun demikian harus diakui bahwa
kebutuhan untuk mendapatkan hiburan, pengetahuan dan informasi secara mudah
melalui televisi juga tidak dapat dihindarkan. Televisi, selain selalu tersedia
dan amat mudah diakses, juga menyuguhkan banyak sekali pilihan, ada sederet
acara dari tiap stasiun televisi, tinggal bagaimana pemirsa memilih acara yang
dibutuhkan, disukai dan sesuai dengan selera.
Banyak hal yang belum diketahui
oleh seorang anak usia dasar, oleh karena itu kalau tidak ada yang memberi tahu
ia akan mencari sendiri dengan mencoba-coba dan meniru dari orang dewasa.
Apakah hasil percobaan maupun peniruannya benar atau salah, anak mungkin tidak
tahu. Di sinilah tugas orangtua untuk selalu memberi pengertian kepada anak,
secara konsisten. Kebingungan anak karena standar ganda yang diterapkan
orangtua juga bisa teratasi kalau orangtua memberi penjelasan kepada anak.
Kalaupun
tidak sempat mendampingi anak, orangtua sebaiknya menyeleksi program televisi
mana yang benar-benar cocok untuk anak. Sebelum anak diijinkan untuk menonton
program televisi tertentu, orangtua sudah mengetahui program tersebut cocok
atau tidak untuk anak, jadi orangtua sudah pernah terlebih dulu menonton
program tersebut dan melakukan evaluasi.
0 comments:
Posting Komentar