Senin, 20 Mei 2013

Ahmadiyah

A.   Sejarah Kemunculan Ahmadiyah
Ahmadiyah adalah sebuah gerakan keagamaan yang di cetuskan oleh Mirza Ghulam Ahmad di India pada tahun 1889.[1] Sebenarnya nama asli Mirza Ghulam Ahmad hanyalah Ghulam Ahmad. Mirza melambangkan keturunan Moghul (Kerajaan Islam yang pernah ada di India).[2]
Para pengikut Ahmadiyah yang disebut sebagai Ahmadi atau Muslim Ahmadi, terbagi menjadi dua kelompok yang keduanya sama-sama mempercayai bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah Isa Al Masih yang telah di janjikan Nabi Muhammad SAW. Akan tetapi dua kelompok tersebut memiliki perbedaan prinsip di karenakan perbedaan pandangan.[3] Kelompok pertama ialah “Ahmadiyah Muslim Jama’at” (Ahmadiyah Qadian) yang berpusat di Bogor.[4] Menurut kalangan Ahmadiyah Qadian bahwa perpecahan Jemaat Ahmadiyah karena ketidaksetujuan tokoh Ahmadiyah terhadap pengangkatan Khalifah II, yaitu Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad.[5] Pengikut kelompok ini di Indonesia membentuk organisasi bernama Jamaat Ahmadiyah Indonesia, yang telah berbadan hukum sejak 1953 (SK Menteri Kehakiman RI No. JA 5/23/13 Tgl. 13-3-1953).[6] Kelompok kedua ialah “Ahmadiyah Anjuman Isha’at Islam Lahore” (Ahmadiyah Lahore) yang berpusat di Yogyakarta. Menurut kalangan Ahmadiyah Lahore bahwa perpecahan Jemaat Ahmadiyah adalah karena perbedaan pendapat tentang ketokohan Mirza Ghulam Ahmad. Dalam pandangan mereka, Mirza Ghulam Ahmad adalah Mujaddid (Pembaharu) dan bukan Nabi sebagaimana diyakini Jemaat Ahmadiyah Qadian.[7] Di Indonesia, pengikut kelompok ini membentuk organisasi bernama Gerakan Ahmadiyah Indonesia, yang mendapat Badan Hukum No.1 x tanggal 30 April 1930. Anggaran Dasar organisasi diumumkan Berita Negara tanggal 28 November 1986 No.95 Lampiran nomor 35.[8]
Ahmadiyah masuk ke Indonesia tahun 1935, tapi mereka mengklaim diri telah masuk ke negeri ini sejak tahun 1925 M. Kini sudah mempunyai 300 cabang, terutama Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Barat, palembang, Bengkulu, Bali, NTB,dan lain-lain.[9]Pusatnya sekarang di Parung Bogor, Jawa Barat, mempunyai gedung yang mewah. Perumahan para pimpinan/pegawai diatas tanah seluas 15 ha. Terletak di pinggir jalan raya Jakarta-Bogor malalui Parung.[10]
Jemaat Ahmadiyah Internasional juga talah menerjemahkan Al-Qur’an ke dalam bahasa-bahasa besar di dunia dan sedang merampungkan penerjemahan Al-Qur’an ke dalam 100 bahasa di dunia. Sedangkan Jemaat Ahmadiyah di Indonesia telah menerjemahkan Al-Qur’an dalam bahasa Indonesia, Sunda, dan Jawa.[11]
Jemaat Ahmadiyah telah memiliki media jaringan televisi global yang bernama “MTA (Muslim Television Ahmadiyah) Internasional”, proyek ini di rintis oleh Khalifah Ahmadiyah yang ke-empat, Mirza Tahir  Ahmad.[12]

     B.   Pokok-pokok Ajaran Ahmadiyah[13]
  1. Mirza Ghulam Ahmad mengaku dirinya sebagai Nabi dan Rasul utusan Tuhan.
  2. Dia mengaku menerima wahyu yang turunnya di India, kemudian wahyu-wahyu itu di kumpulkan seluruhnya sehingga merupakan kitab suci yang bernama kitab suci Tadzkirah. Tadzkirah itu lebih besar daripada kitab suci Al-Qur’an.
  3. Mereka meyakini bahwa kitab suci Tadzkirah sama sucinya dengan kitab suci Al-Qur’an karena sama-sama wahyu dari Tuhan.
  4. Wahyu tetap turun sampai hari kiamat begitu juga Nabi dan Rasul tetap diutus sampai hari kiamat juga.
  5. Mereka mempunyai tempat suci sendiri yatu Qadian dan Rabwah dan sertifikat kapling surga tersebut dijual kepada jamaahnya dengan harga yang sangat mahal.
  6. Wanita Ahmadiyah haram nikah dengan laki-laki yang bukan Ahmadiyah, tetapi lelaki ahmadiyah boleh menikah dengan perempuan yang bukan Ahmadiyah.
  7. Tidak boleh bermakmum di belakang orang yang bukan Ahmadiyah.
  8. Ahmadiyah mempunyai tanggal, bulan dan tahun sendiri yaitu nama bulan mereka: 1). Suluh 2). Tabligh 3). Aman4). Syahadah 5). Hijrah 6). Ikhsan 7). Wafa’ 8). Zuhur 9). Tabuk 10). Ikha’ 11). Nubuwah 12). Fatah. Sedang nama tahun mereka adalah Hijri Syamsi (HS).
a)      Pokok-pokok Ajaran Ahmadiyah Qadian
  • Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad, laki-laki kelahiran Qadian, India sebagai Imam Mahdi dan al masih yang dijanjikan kedatanganya di akhir zaman oleh Allah swt.
  • Mengimani dan meyakini bahwa “ Tadzkirah” yang merupakan kumpulan sejak buatan Mirza Ghulam Ahmad adalah kitab sucinya. Mereka menganggap bahwa wahyu adalah yang diturunkan kepada Mirza Ghulam Ahmad.
  • Mengimani dan meyakini bahwa kitab  “Tadzkirah” derajadnya sama dengan Al qur’an.
  • Mengimani dan meyakini bahwa wahyu dan kenabian tidak  terputus dengan dengan diutusnya Nabi muhammad saw. Mereka beranggapan bahwa risalah kenabian terus berlanjut sampai hari kiamat.
  • Mengimani dan meyakini bahwa Rabwah dan Qadian di India adalah tempa suci bsebagaimana Mekkah dan Madinah.
  • Mengimani dan meyakini bahwa surga berada di Qadian dan Rabwah. Mereka menganggap bahwa keduanya sebagai tempat turunya wahyu.
  • Wanita Ahmadiyah haram menikah dengan laki-laki di luar Ahmadiyah, namun laki-laki Ahmadiyah boleh menikah dengan wanita di luar Ahmadiyah.
  • Haram hukumnya salat bermakmum dengan orang di luar Ahmadiyah.
b). Pokok-pokok Ajaran Ahmadiyah Lahore
  • Percaya pada semua Aqidah dan hukum-hukum yang tercantum dalam Al quran dan hadits, dan percaya pada semua perkara agama yang telah disetujui oleh para ulama salaf dan ahlusunnah wal jamaah, dan yakin bahwa nabi Muhammad SAW adalah nabi yang terakhir.
  • Nabi Muhammad adalah khatamunn Nabiyyin, sesudahnya tidak akan ada Nabi lagi, baik nabi lama ataupun Nabi baru.
  • Setelah Nabi Muhammad, Malikat tidak akan pernah membawa wahyu Nubuwat kepada siapa pun.
  • Apabila malaikat Jibril membawa wahyu nubuwwat (wahyu risalat) satu kata saja kepada seseorang, maka akan beretentangan  dengan ayat : walakin rasulillahi wa khatamun nabiyyin (QS 33:40), dan berarti membuka pintu khatamun-nubuwat.
  • Sesudah Nabi Muhammad SAW silsilah wahyu nubuwwat telah tertutup, akan tetapi silsilah wahyu walayat tetap terbuka, agar iman dan akhlaq umat tetap cerah dan segar.
  • Sesuai dengan  sabda  Nabi Muhammad SAW, bahwa didalam umat ini tetap akan datang auliya Allah, para mujahhid dan para muhaddats tetapi tidak akan datng Nabi.
  • Mirza Ghulam Ahmad adalah mujaddid abad 14 H. Dan menurut Hadits mujaddid akan tetap ada. Dan kepercayaan kami tentang Mirza Ghukam Ahmad bukanlah Nabi. Akan tetapi berkedudukan sebagai Mujaddid.
  • Percaya kepada Mirza Ghulam Ahmad bukan bagian dari Rukun islam dan Rukun Iman, maka dari itu orang yang tidak percaya pada mirza Ghulam Ahmad tidak bisa disebut kafir.
  • Seorang muslim jika mengucapkan kalimat thayyibah diatidak boleh disebut kafir. Mungkin dia bisa salah, akan tetapi seseorang dengan sebab berbuat salah dan maksiat tidak bisa disebut kafir.
  • Ahmadiyah Lahore berpendapat bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah pelayan dan pengemban misi Nabi Muhammad SAW.[14]
    C.   KESESATAN AHMADIYAH
Ahmadiyah merupakan sebuah aliran atau lebih tepatnya agama baru yang meyakini Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi dan mempunyai kitab suci sendiri yang disebut dengan Tadzkirah. Berikut akan kami sampaikan beberapa kesesatan Ahmadiyah berdasarkan catatan KH. Sirajuddin Abbas:[15]
  1. Mengklaim dirinya sebagai Nabi dan Rasul.
  2. Mengklaim dirinya sebagai Masih al-Mau’ud.
  3. Mengaku telah mendapat wahyu.
  4. Mengaku sebagai penyempurna syari’at.
  5. Mengaku sebagai manusia terbaik.
   Sedangkan letak kesesatan dan penyimpangan Jamaah Ahmadiyah, di antaranya:[16]
a). Kesesatan dan penyimpangan dalam aqidah.
  • Jamaah ini mengakui bahwa adanya nabi terakhir yaitu nabi yang mereka akui bernama Mirza Ghulam Ahmad.
  • Mereka mengakui bahwa kitab Tadzkirah adalah kitab suci.
  • Membajak ayat-ayat Al-Qur’an.
  • “Katakanlah Wahai (Muhammad):”Jika kamu mencintai Allah maka ikutilah aku (Nabi).{QS. Ali Imran:31}
  • “Katakanlah Wahai Mirza Ggulam Ahmad, jika kamu benar-benar mencintai Allah maka ikutilah aku”.{Kitab suci Tadzkirah, hal.637}
  • Mereka memiliki khalifah sendiri.
  • Kewajiban berbai’at kepada pimpinan Qadiani.
b). Kesesatan dalam Ibadah dan Fiqih.
  • Tidak ada kewajiban haji ke Makkah.
  • Tidak ada kewajiban zakat.
  • Wanita Ahmadiyah haram menikah dengan laki-laki yang bukan Ahmadiyah, tetapi laki-laki Ahmadiyah boleh nikah dengan perempuan yang bukan Ahmadiyah.
  • Tidak boleh bermakmum di belakang imam yang bukan Ahmadiyah.
  • Ahmadiyah mempunyai tanggal, bulan, dan tahun sendiri.
c). Kesesatan dalam bidang Manhaj
  • Pemahaman mereka tidaklah merujuk kepada Para Ulama’ terdahulu dari kalangan Para Sahabat Rasulullah saw., tabi’in, para imam-imam madzhab seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad, tetapi pemahaman mereka merujuk kepada apa yang di pahami oleh Mirza Ghulam Ahmad.
  • Tidak adanya belajar hadits, fiqh,dan jauhnya mereka dari ilmu Syar’i.

Daftar Rujukan
Ibn Muhammad, Hasan al-Audah. 2002. Ahmadiyah Kepercayaan-kepercayaan Dan Pengalaman-pengalaman. Jakarta: LLPI.
Hanbal shafwan,M. 2010.  Dirasatul Firaq. Solo: Pustaka Arafah, cetakan 1.
Amin, Jamaluddin. 2002. Capita selekta Aliran Aliran Sempalan Di Indonesia. Jakarta: LPPI, Cet.1.
 Wardi, Zahro. 2007. Polaritas Sektarian. Lirboyo kediri:Tinta.




[1]    Hasan bin Mahmud Audah. Ahmadiyah, Kepercayaan-kepercayaan dan pengalaman-pengalaman, penerjemah. Dede A. Nasruddin, E. Muhaimin, (Jakarta; Lembaga penelitian dan pengkajian islam (LLPI), 2006), hal.151
[2]  http://id.wikipedia.org/wiki/Ahmadiyyah
[3]  Hanbal shafwan,M. Dirasatul Firaq (Solo; Pustaka Arafah, cetakan 1, 2010), hal.247
[4]  http://www.Ahmadiyyah.or.id/kontak
[5]  Hanbal, Dirasatul...hal.247
[7]  Ibid
[8]  http://WWW.ahmadiyah.org/index.php?go=tentang
[9]  Amin Djamaluddin. Capita Selekta Aliran-aliran sempalan di Indonesia (Jakarta; LLPI, cet.1, 2002), hal.30
[10]  Ibid
[11]  Hanbal, Dirasatul...hal.246
[12]  http://www.Ahmadiyah.Or.Id/
[13]  Amin, Capita...hal.31
[14]  http://www.ahmadiyah.org/index.php
[15]  Zahro Wardi. Polaritas Sektarian (Lirboyo kediri; Tinta, 2007), hal.250
[16]  http://id.wikipedia.org/wiki/Ahmadiyyah

0 comments: