Senin, 20 Mei 2013

Syi'ah

1.      Definisi Syi’ah
Untuk mengawali pembahasan ini, terlebih dahulu kami akan mengupas syi’ah dalam pengertian definisi. Syi’ah menurut termonologis berarti pengikut dan pembela.kata tersebut memiliki kesamaan antara bentuk tunggal, tasniyah, jamak, mudzakar maupun muannats. Selanjutnya kata tersebut lebih popular digunakan untuk para pengikut Ali dan keluarganya.[1]
Dalam definisi Asy-Syahrostani syi’ah adalah pengikut khususali ra. Mereka menyakini Ali ra sebagai imam dan khalifah melalui nash dan wasiat, baik melalui teks emplisit(jaliy) maupun implicit(khafiy). Mereka menyakini jawabatan imamiah tidak akan pernah keluar dari lingkaran putra-putra sayyidina Ali. Seandainya jabatan itu dipegang oleh selain keluarga sayyidina Ali, pasti jabatan itu diperoleh dari jalan subversive yang penuh dengan konspirasi, ataupun keluarga Ali telah melakukan taqiyyah.
Mereka sepakat , seorang imam dipilih berdasarkan penunjukan dam nash. Mereka juga sepakat, para nabi dan para imam wajib terproteksi dari dosa dan dosa kecil.Kaum syi’ah terus berusaha untuk berkuasa dan memposisikan diri sebagai kelompok oposisi.Usaha  tersebut mereka realisasikan dalam bentuk diplomasi, gerakan, atau yang lain kecuali ketika ada tuntutan untuk melakukan taqiyyah.[2]
A.     Akar pemikiran dan sifat idieologinya
Pokok-pokok penyimpangan syi’ah
1.      Kenyakinan bahwa imam mereka terjaga dari salah dan dosa.
2.      Kenyakinan bahwa Ali bun Abi Thalibdan para imam yang telah wafat akan hidup kembali sebelum hari kiamat untuk membalas dendamnya pada lawan-lawannya, yaitu Abu bakar, Umar, Ustman, aisyah dll.
3.      Keyakinan bahwa Ali dan para imam mengetahui tentang rahasia ghaib, baik yang lalu maupun yang akan datang. Ini berarti sama dengan menuhankan Ali dan Ustman.
B.     Pemikiran dan doktrin-doktrin sesatnya
1.      Ishmah. Setiap imam terpelihara(Ma’sum) dari segala kesalahan, kelalaian dan dosa, baik dosa kecil ataupun besar.
2.      Ilmu. Setiap imam dititipi ilmu dari Rasullah untuk menyempurnakan syariat islam. Imam memiliki ilmu ladunni. Tak ada perbedaan antara imam dan Rasullah. Sedang yang membedakan bahwasanya Rasulullah mendapatkan wahyu. Rasulullah telah menitipkan kepada mereka rahasia-rahasia syari’at islam, agar mereka mampu memberikan penjelasan kepada manusia sesuai dengan kebutuhan zamannya.
3.      Al-Ghaibah (menghilang). Diyakini bahwa zaman tidak pernah kosong dari argumentasi yang membuktikan adaya allah, baik secara logika ataupun secara hukum. sebagai konsekuensi logisnya, bahwa imam yang ke-12 telah menghilang disebuah gua(dalam rumahnya). Diyakininya pula, bahwa imam tersebut memiliki ” ghoibah shugra”(memhilang untuk sementara) dan “ghaibah kubra” menghilang untuk selamanya. Ini adalah salah satu mitos mereka.
4.      Mut’ah (nikah kontrak). Mereka berpandangan bahwa nukah mut’ah adalah nikah yang terbaik dan  pengorbanan yang paling afdhal, berdasarkan kepada ayat; “Maka istri-istri yang yang telah kamu nikmati(campuri) di antara mereka, berikanlah kepada mereka maharnya(dengan sempurna), sebagai suatu kewajiban. “ (An-nisa’(4):24)”
5.      Hari Besar Ghadir kham yaitu hari raya mereka yang jatuh pada tanggal 18 dzulhijjah. Menurut mereka ini lebih mulia dari pada hari raya idul adha dan idul fitri. Hari tersebut disebut hari raya agung(akbar). Mereka beranggapan berpuasa pada hari itu hukumnya sunnah muakkad.  Pada hari itu menurut pengakuan mereka, bahwa Rasulullah telah memberikan wasiat tentang pengangkatan Ali sebagai khalifah, untuk menggantikan beliau.
6.      Mereka juga mempunyai hari agung yang diselenggarakan pada tanggal 9 Rabiul awal, yaitu hari raya “bapak” mereka, Baba syuja’uddin, sebuah gelar bagi abu lu’lu’ah Al-majusi yang telah membunuh Umar bin khatthab.
C.     Pokok-pokok penyimpangan syi’ah secara umum
1.      Pada rukun iman
Syi’ah hanya memiliki 5 rukun iman, tanpa menyebut keimanan kepada para maikat, rasul, qodho’ dan qoda. Yaitu: a. Tauhid(keesaan allah) b. Al-Adl(keadilan allah) c. Nubuwwah(kenabian) d. Imamah (kepemimpinan imam) e. Ma’ad (Hari kebangkitan dan pembalasan)[3]
2.      Pada rukun islam
Syi;ah tidak mencantumkan syahadatain dalam rukun islam, yaitu:
a.       Shalat
b.      Zakat
c.       Puasa
d.      Haji
e.       Wilayah(perwalian)[4]
3.      Pada Al-qur’an
Syi’ah menyakini bahwa Al-qur’an sekarang ini telah diubah, ditambah atau dikurangi dari yang seharusnya, seperti, “wa inkumtum fi raibin mimma nazzalna ‘ala ‘abdina fi ‘aliyin fa’tu bi shuratim mim mitslih”. Ada tambahan “fi ‘aliyin” dari teks asli al-qur’an yang berbunyi: ““wa inkumtum fi raibin mimma nazzalna ‘ala ‘abdina  fa’tu bi shuratim mim mitslih”. (Al-Baqorh(2):24).

 Karena itu merka menyakini bahwa abi Abdillah (imam syi’ah berkata), “ Al-quran yang dibawa oleh jibril kepada Nabi Muhammad adalah 17.000 ayat.[5]Al-quran mereka yang berjumlah 17.000 ayat itu dsebut Mushaf Fatimah.[6]
4.      Pada para sahabat
Syi’ah menyakini bahwa para sahabat sepeninggalan Nabi Muhammad, mereka murtad, kecuali beberapa orang saja, seperti: Al-Miqdad bin Al-aswad, Abu Dzar Al-ghifary dan salman Al-farisy.[7]
Ajaran syi’ah timbul sebagai akibat dari pengaruh keyakinan-keyakinan orang Persia yang menganut agama raja dan warisan nenek moyang. Orang-orang Persia telah memberikan andil besar dalam proses pertumbuhan syi’ah untuk membalas dendam terhadap islam yang telah menghancurluluhkan kekuatan mereka dengan mengatasnamakan Islam sendiri.
D.    Pusat penyebaran dan kawasan pengaruhnya
Sekte Syi’ah Imamiyah dewasa ini terbesar di Iran, dan berpusat di negara ini.Sebagian mereka banyak yang di Irak.Keberadaan mereka terbentang luas sampai ke Pakistan.Di samping itu, mereka juga mempunyai sekte di libanon.Adapun di syiria, jumlahnya sedikit, tetapi mempunyai hubungan yang kuat dengan Nushairiyah yang juga termasuk Syi’ah yang ekstrem.[8]
E.     Firqah-Firqah Syiah
a.       Kaisaniah
Ialah pengikut kaisan mantan budak yang telah dimerdekakan oleh Ali ra.Dokma yang berkembang di tengah kaisaniyahcukup eksrim.Keyakinan mereka terhadap Ali menggambarkan fanatisme yang up normal, artinya sudah melalui batas seorang Ali.Mereka berkeyakinan keilmuan Ali mencakup seluruh pengetahuan.Mereka berpendapat bahwa mereka mengalegoriskan sholat sebagai seorang tokoh, puasa adalah seorang tokoh dan seterusnya, dan sebagain dari mereka bahwa hukum syariah tidak lagi berlaku bagi seorang yang telah menyerahkan loyaritas kepada seorang pemimpin.Dan berkeyakinan tentang adanya rengkarnasi. Sebagai dari pengikut ini ada yang menyakini keabadian kosmos, kosmis tidak akan pernah sirna.[9]Mari kita berlindung kepda Allah dari kebingungan dan kesesatan setelah berjalan di atas jalan yang lurus, istiqomah.
b.      Al-Mukhtariyah
Ialah para pengikut al muhktar bin ubaid As-saqofi, dia adalah seorang khowarij, kemudian ia menjadi pengikut syi’ah. Diantara kesesatan pengikut ini adalah tentang Al bida[10]  pada Allah. Faham tentang al bida ini disebarkan oleh Al-Mukhtar karena dia mengetahui sesuatu yang akan terjadi, pengetahuan itu adakalanya berasal dari wahyu dan adakalanya berasal dari informasi dari sang imam. Dia sering meramal kejadian yang akan di alami para pengikutnya, ketika ramalan itu benar dia akan bangga sedangkan jika ramalan itu salah dia akan mengatakan tuhan memiliki keinginan yang baru.
c.       Az-zaidiyah
Aliran yang mengakui Zaid bin Ali sebagai imam kelima, putra ke empat Ali Zainal Abidin , dari inilah nama Zainal abidin, nama zaidiyah diambil[11]. Syiah zaidiyah merupakan sekte yang moderat.  Abu Zahra mengatakan bahwa kelompok ini adalah sekte yang paling dekat dengan sunni. Adapun doktrin yang fundamental adalah doktrin  imamah . Selanjutnya menurut zaidiyah, seorang imam paling tidak harus memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.   Ia merupakan keturunan ahl al- bait baik melalui garis husen maupun hasan
2. Memiliki kemampuan mengangkat senjata sebagai upaya mempertahankan diri atau menyerang.
3.      Memiliki kecenderungan yang intelektualisme yang dibuktikan melalui ide dan karya bidang keagamaan.
Dengan doktrin imamah seperti itu tidak heran jika syiah zaidiyah mengalami krisis dalam keimaman. Hal ini karena kesempatan ahlul bait untuk menobatkan sebagai imam. Dalam sejarahnya krisis keimanan disebabkan terdapat pemimpin yang memproklamikan diri sebagai imam.

2.      Sejarah asal  mula kemunculan syiah
Mengenai kemunculan syiah dalam sejarah ada perbrdaan pendapat. Menurut Abu Zahra, syiah mulai muncul pad akhir pemerintahan Usman bin affan kemudian tunbuh dan berkembang pada masa pemerintahan ali bin abi thalib. Adapun menurut watt, syiah baru benar-benar muncul pada ketika berlangsung peperangan antara ali dan muawiyah yang dikenal dengan perang siffin. Kalangan syiah sendiri berpendapat bahwa kemunculan syiah berkaitan dengan masalah pengganti nabi, mereka menolak kepemimpinan abu bakar, umar usman, karena dalam pandangan mereka hanya ali yang berhak mengantikan nabi, kepemimpinan ali dalam pandangan syiah tersebut sejalan dengan isyarat- isyarat yang diberikan pada nabi pada masa hidupnya, buktinya ali sebagai penerus nabi ialah ketika kembali dari haji terahkir dalam perjalanan dari mekkah madinah, disuatu padang pasir yang bernama ghadir khum nabi memilih ali sebagai prenggantinya, pada peristiwa itu nabi tidak menetepatkan sebagai pemimpin umat tetapi menjadikan ali sebagai pelindung mereka. Berlawanan dengan harapan mereka, justru ketika nabi wafat dan jasadnya belum dikuburkan , sedangkan anggota keluarganya dan beberapa sahabat sibuk persiapan upacara pemakaman, teman ali dan para pengikutnya berbondong- bonding untuk membahas siapa yang mengantikan posisi rosul, mereka sangat tergesa-gesa dalam menentukan penganti rosul akan tetapi mereka tidak berunding dengan ahlu bait.Berdasrkan realitas itu muncul sikap dikalangan sebagian kaum muslimin yang menentang kekholifahan dan menolak kaum mayoritas dalam masalah kepercayaan tertentu, mereka berpendapat bahwa penganti rosul adalah ali mereka beryakinan bahwa semua kerohanian dan agama harus merujuk kepadanya serta mengajak masyarakat untuk mengikutinya . Inilah yang kemudian disebut sebagai syiah.


[1]Al-faeruz Abadi, Al-Qomus Muhits, vol. II.Hlm. 293. http://www.alwarraq.com
[2]Asy-Syahrostani, Milal wan Nihal, vl. I, hlm.39. http://www.alwarraq.com
[3] Lihat: A’qa’idul imamiyah oleh Muhammad Ridha Mudhaffar dll
[4] Lihat: Al-kahfi juz II hal 18.
[5]Al-kafi fil ushul Juz II hal.634
[6]Lihat: kitab syi’ah Al-kafi fi ushul juz II hal hal 240-241 dan Fashul khithab karangan An-Nuri Ath-thibrisy
[7] Ar-Raudhah minal kafi juz VIII hal.245, Al-ushul minal kafi juz II
[8] Al-mausu’ah Al-Muyassarah fi Adyan wa Al-Madzahib Al-Mu’ashirah:I/ 55-60
[9]Ibnu hazam, Al-milal wal ahwa’ wan Nihal, Vol. II, hal. 20
[10]Al bida ialah munculnya inspirasi baru yang sebelumnya belum terfikirkan.
[11]Agnas Golziher,Pengantar Teologi dan Hukun Islam ,terj.Heri setiawan ,INIS,Jakarta,1991,hlm. 121.


DAFTAR RUJUKAN
1. Wazir Ali, Ahmad. 2007. Gerakan-gerakan dalam islam. Event organizer nadwah ilmiyah:Jombang.
2. Tim ulin nuha ma’had ali annur.2000. Dirasatul Firaq : Pustaka Arafah.Solo.
3. Rozak, Abdul, Rosihun Anwar.2010.Ilmu Kalam: Pustaka Setia.Bandung.
4. Purna Siswa Aliyah Hidayatul tholibin.2007.Polaritas Sektarian:Tinta.Kediri.

0 comments: