Selasa, 02 Agustus 2011

Konsep Dasar Teori DPT Hb Combo

Konsep Dasar Teori DPT Hb Combo

A.     Faktor agent

  1.   Difteri

Penyakit akut yang bersifat toxin mediated disease dan disebabkan oleh  kuman corneybacterium diphteriae. Bakteri ini ditemukan pertama kali pada membran penderita difteria tahun 1883 oleh Klebs.
Corneybacterium differa adalah suatu basil biam positif produksi toksin terjadi bila hanya kuman tersebut mengalami Lisegeniasi oleh bakteriafag yang mengandung informasi genetic.
  1.   Pertusis

Pertusis adalah batuk rejam/ batuk seratus hari merupakan suatu penyakit akut yang disebabkan oleh bakteri borditelk pertusis. Penyakit ini merupakan penyakit tersering yang menyerang anak-anak dan merupakan penyebab utama kematian.
Pertusis adalah batang yang bersifat gram negatif dan membutuhkan media khusus untuk isolasinya. Kuman ini menghasilkan beberapa antigen antara lain toksin pertusis filamen hemaglutenin (FHA), adenil siklare, endotoksin dan sitotoksin trakea.
Pertusis merupakan penyakit yang bersifat toxin mediated dan toksin yang dihasilkan kuman (melekat pada getar saluran nafas atas) akan melumpuhkan bulu getar tersebut sehingga menyebabkan gangguan aliran sekret saluran pernafasan dan berpotensi menyebabkan pnemoni. Gejala utama pertusis timbul saat terjadinya penampakan lendir dalam saluran nafas akibat kegagalan aliran bulu getar, yang lumpuh yang berakibat terjadinya batuk piroksismal tanpa inspirasi utama yang sering ditemukan adalah pneumonia bakterial, gangguan neurologis berupa gejala dan ensefalopati akibat hipoleria. Komplikasi ringan yang sering ditemukan adalah media, anoreksia, dehidrasi dan juga tekanan interadominal yang meningkat saat batuk antara lain epistaksis perdarahan konjungtiva, peneumotoris.
  1. Tetanus

Tetanus adalah salah satu penyakit akut yang sering bersifat fatal yang disebabkan oleh oksitoksin kuman clostridium tetani. Closmidium tetani adalah kuman berbentuk batang dan bersifat anaerobik, gram positif yang mampu menghasilkan spora dengan bentuk drumstik.
Kuman sensitif terhadap sinar panas dan tidak bisa hidup dalam lingkungan beroksigen. Spora ini dapat hidup dalam autotrof bersuhu 121° C selama 10-15 menit kuman ini banyak tersebar kotoran dan debu jalan, dalam usus dan tinja kuda, domba, kucing, tikus. Kuman ini masuk kedalam tubuh manusia melalui luka dan dalam suasana anaerob. Kemudian produksi toksin terjadi dan disebarkan melalui darah dan limfa.

B.  Factor Host

Difteri, pertusis, dan toksoid adalah terutama dapat mengenai :
1.         Neonatus umur 0-28 hari
2.         Bayi umur 28 hari – 2 tahun
3.         Bayi ³ 5 tahun
Kebanyakan DPT dapat menyerang karena sebelumnya tidak pernah mendapatkan imunisasi DPT.
Faktor Invironment
Di negara berkembang seperti Indonesia penyakit yang di sebabkan oleh bakteri difteri, pertusis, dan kuman tetanus masih banyak di jumpai, hal ini disebabkan oleh tingkat kebersihan masih kurang, dan masih kurangnya kesadaran masyarakat akan kekebalan terhadap bakteri difteri, pertusis, dan kuman tetanus.
Bakteri dan kuman DPT dapat menyebar melalui debu terutama pada musim kemarau yang mana debu tersebut mengandung bakteri dan kuman DPT.

Port De Entry And Exit

Bakteri dan kuman dari DPT bisa masuk dan keluar dari dan ke tubuh melalui saluran nafas melalui hidung.

Pencegahan

Dengan pemberian imunisasi DPT dengan jadwal :
1.   Imunisasi DPT dapat diberikan 3x sejak umur 2 bulan dengan interval 4-6 minggu. DPT ± diberikan pada umur 2-4 bulan DPT 2 pada umur 3-5 bulan dan DPT 3 pada umur 4-6 bulan dengan selanjutnya (DPT 4) diberikan satu tahun setelah DPT 3 yaitu pada umur 18-24 bulan dan DPT 5 pada saat masuk sekolah umur 5-7 tahun.
2.   Sejak tahun 1998, DT diberikan pada kegiatan imunisasi anak di sekolah dasar (bulan imunisasi anak sekolah = BIAS) ulangan DT diberikan pada umur 12 tahun mengingat masih dijumpai kasus difteria pada umur > 10 tahun.
3.  Sebaiknya untuk ulangan pada umur 12 tahun diberikan DT (ADT : adul close untuk vaksin difteria) tetapi oleh karena di Indonesia DT belum ada di pasaran maka diberikan DT.

Pemberantasan

Untuk pemberantasan dan menghilangkan penyebab dari DPT pada bayi dapat dilakukan dengan cara pemberian imunisasi DPT dengan dosis.
DPT/ DT 0,5 ml secara intramuskular baik untuk imunisasi dasar dan ulangan.

Reaksi DPT Hb Combo

Reaksi yang dapat terjadi segera setelah vaksinasi DPT antara lain demam tinggi, rewel, ditempat suntikan timbul kemerahan, nyeri dan pembengkakan, yang akan hilang dalam 2 hari. Jika demam pakailah pakaian yang tipis, bekas suntikan yang nyeri dapat di kompres air dingin jika demam berikan parasetamol 15 mg/kgbb setiap 3-4 jam bila diperlukan maksimal 6 kali dalam 24 jam, boleh mandi atau cukup di seka dengan air hangat. Jika reaksi tersebut berat dan menetap bawalah bayi/ anak ke dokter.

Cara Penyimpanan

Vaksin akan rusak bila membeku pada temperatur dibawah 0°C (vaksin hepatitis B membeku sekitar 0,5°C)

0 comments: