Konsep Teori Luka
A. Pengertian Luka
Luka adalah kerusakan anatomi,
diskontinuitas suatu jaringan oleh karena trauma dari luar.(Djohansyah
Marzoeki, 1991).
Macam-macam luka :
1) Luka terbuka : bila kulit rusak melampaui tebalnya kulit.
2) Luka tertutup : luka tidak melampaui tebalnya kulit.
B. Proses Penyembuhan Luka
Beberapa teori proses penyembuhan
luka adalah sebagai berikut :
Menurut Kozier (1995) :
Penyembuhan merupakan suatu sifat dari jaringan-jaringan yang hidup; hal ini
juga diartikan sebagai pembentukan kembali (pembaharuan) dari jaringan-jaringan
tersebut. Penyembuhan dapat dibagi dalam tiga fase: peradangan, proliferatif,
dan maturasi (bernanah luka). Proses penyembuhan untuk luka akibat operasi akan
dijelaskan di bawah ini.
1) Fase Peradangan
Fase
peradangan akan segera dimulai setelah terjadinya luka dan akan berlangsung
selama 3 sampai 4 hari. Ada dua proses utama yang terjadi selama fase
peradangan ini : hemostatis dan phagositosis.
Hemostatis
(penghentian pendarahan) diakibatkan oleh vasokontriksi dari pembuluh darah yang
lebih besar pada area yang terpengaruh, penarikan kembali dari
pembuluh-pembuluh darah yang luka, deposisi/endapan dari fibrin (jaringan
penghubung), dan pembentukan gumpalan
beku darah pada area tersebut. Gumpalan beku darah, terbentuk dari platelet darah
(piringan kecil tanpa warna dari protoplasma yang ditemukan pada darah),
menetapkan matriks dari fibrin yang akan menjadi kerangka kerja untuk perbaikan
sel-sel. Suatu keropong juga terbentuk pda permukaan luka. Yang terdiri dari
gumpalan-gumpalanm serta jaringan-jaringan yang mati. Keroppeng berguna untuk
membantu hemostasis dan mencegah terjadinya kontaminasi pada luka oleh
mikroorganisme. Di bawah keropeng, sel-sel epithelial bermigrasi ke dalam luka
melalui pinggiran luka. Sel-sel epithelial sebagai penghalang antara tubuh
dengan lingkungan, mencegah masuknya mikroorganisme.
Fase
peradangan juga melibatkan respon-respon seluler dan vaskuler yang dimaksudkan
untuk menghilangkan setiap substansi-substansi asing serta jaringan-jaringan
yang mati. Aliran darah ke luka meningkat, membawa serta substansi serta
nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan dalam proses penyembuhan. Sebagai hasilnya luka
akan terlihat memerah dan bengkak.
Selama migrasi
sel, leukosit (khususnya netrophil) akan masuk ke dalam ruang interstitial.
Kemudian akan digantikan makrofag selama 24 jam setelah luka, yang muncul dari
monosit darah. Makrofag akan menelan puing-puing selular dan mikroorganisme
dengan suatu proses yang dikenal sebagai phagositosis. Makrofag juga
mengeluarkan suatu faktor angigenesis (AGF), yang merangsang pembentukan dari
pucuk-puck epithelial pda ujung pembuluh darah yang mengalami luka. Jaringan
kerja microcirculatory yang dihsilkan
akan menopang proses penyembuhan luka. Saat ini makrofag dan AGF
dipertimbangkan sebagai hal yang penting pada proses penyembuhan (Cooper
1990a,p. 171). Respon terhadap peradangan ini sangat penting terhadap proses
penyembuhan, dan mengukur bahwa penghalangan pada peradangan, seperti
pengobatan dengan steroid, dapat menggantikan proses penyembuhan yang
mengandung resiko. Selama tahapan ini pula, terbentuk suatu dinding tipis dari
sel-sel epithelial di sepanjang luka.
2) Fase Proliferasi
Fase
proliferatif (tahapan pertumbuhan sel dengan cepat), fase kedua dalam prose
penyembuhan, memerlukan waktu 3 – hari
sampai sekitar 21 hari setelah terjadinya luka. Fibroblast (sel-sel jaringan
penghubung), yang mulai bermigrasi ke dalam luka sekitar 24 jam setelah
terjadinya luka, mulai mengumpulkan dan menjdikansatu kolagen dan suatu
substansi dasar yang disebut proteoglycan sekitar 5 hari setelah terjadinya
luka. Kolagen merupakan suatu substansi protein yang berwarna
keputih-putihan yang menambah daya
rentang pada luka. Sat jumlah kolagen meningkat, maka daya rentang luka juga
kan meningkat; oleh karena itu peluang bahwa luka akan semakin terbuka menjadi
semakin menurun. Selama waktu tersebut, muncullah apa yang disebut sebagai
pungung bukit penyembuhan” di bawah garis jahitan luka yang lengkap. Pada luka
yang tidak dijahit, kolagen baru seringkali muncul. Pembuluh-pembukuh kapiler
tumbuh disepanjang luka, meningkatkan aliran darah, yang juga membawa serta
oksigen dan nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan dalam proses penyembuhan.
Fibroblast akan bergerak dari aliran darah ke dalam wilayah luka, mengendapkan
fibrin. Saat jaringan pembuluh kapiler berkembang, jaringan menjadi suatu benuk
tembus cahaya yang berwarna kemerah-merahan. Jarinag tersebut, disebut sebagai
jaringan granulsi, yang meudah pecah dan mudah mengalami pendarahan.
Saat sisi
kulit dari luka tidak dijahit, wilayah luka tersebut harus ditutup dengan
jaringan-jaringan granulasi. Saat jaringan granulasi matang, sel-sel epithelial
marginal akan bermigrasi ke dalamnya, pertumbuhan sel yang cepat di sepanjang
jaringan penghubung ini dipusatkan untuk menutp wilayah luka. Jika wilayah luka
tidak tertutup oleh epithelisasi, wilayah luka tersebut akan ditutup dengan
protein plasma yang mengering serta sel-sel yang telah mati. Hal ini disebut eschar.
Pada awalnya, luka yang disembuhkan dengan tujuan sekunder merembes ke
pengeringan serosanguineous. Kemudian
jika tidak ditutup oleh sel-sel epithelial, maka akan ditup dengan
jaringan-jaringan fibrinous yang berwarna abu-abu dan berukuran tebal yang pada
akhirnya berubah menjadi jaringan bekas luka yang padat yang tebal.
3) Fase Maturasi
Biasanya
dimulai pada hari ke-21 dan muncul setengah tahun setelah perlukaan.
Pembentukan fibroblas dilanjutkan dengan sintesis kolagen. Serabut kolagen yang
merupakan serabut penting dalam ........ digabungkan ke dalam struktur yang
lebih lengkap. Scar menjadi tipis, jaringan elastis berkurang, timbul garis
putih.
Tahap
penyembuhan luka menurut Perry Potter, 1998 adalah :
1) Tahap Defensif (Inflammatory)
Dimulai ketika
integritas kulit terganggu dan berlanjut terus selama 4 hingga 6 hari.
a) Hemostasis : Pembuluh darah berkontriksi, menyusun platelet
untuk menghentikan pendarahan. Gumpalan membentuk mtrik fibrin. Bentuk scab,
mencegah masuknya organisme yang mengakibatkan infeksi.
b) Respon inflamatory : meningkatkan aliran darah ke luka dan permeabilitas
vaskuler ke plasma mengakibatkan terlokalisirnya kemerahan dan edema.
c) Sel darah putih sampai ke luka : Neutrophil mengakibatkan
bakteri dan debris yang kecil, kemudian mati dalam beberapa hari dan membiarkan
eksudasi enzim, yang kemudian menyerang bakteri atau bercampur dengan perbaikan
jaringan. Monosi menjadi makrofag. Makrofag membersihkan sel debris melalui
phagositosis, membantu perbaikan luka melalui perubahan asam amino dan gula
normal.
d) Sel epitel bergerak dari batas luka ke dasar gumpalan atau scab
(kira-kira selama periode 48 jam).
2)
Tahap Rekonstruksi (Proliperatif)
a) Penutupan mulai pada hari ke-3 atau ke-4 dari tahapan defensif
dan berlanjut terus selama 2 hingga 3 minggu.
b) Fibroblast berfungsi membantu vitamin B dan oksigen serta asam amino
mensintesis kolagen.
c) Kolagen memberikan penguatan dan integritas struktural pada luka
d) Sel epitel memisahkan hingga menduplikasikan sel yang berbahaya
(misalnya sel mukosal intestinal yang membantu munculnya columnar).
3)
Tahap Maturasi
Tahap
penyembuhan terakhir mungkin berlanjut terus selama 1 tahun atau lebih hingga
memperkuat jaringan kolagen.
Fase-fase
penyembuhan luka menurut Taylor, at.al, 1997 :
Suatu luka
pada jaringan berasal dari dua respon utama-respon tekanan dan respon
inflammatory. Semua luka mengikuti fase yang sama dalam penyembuhan, meskipun
berbeda waktu yang diperlukan pada masing-masing fase dalam proses penyembuhan
dan dalam perluasan jaringan granulasi yang terbentuk. Fase-fase pada luka
dijelaskan menurut kejadiannya dalam luka bedah.
1) Fase Inflamatory
Dimulai dengan
melakukan pengirisan untuk pembedahan dan berakhir hingga hari ketiga atau
keempat setelah operasi. Dua akktifitas fisiologik utama adalah hemostatis dan
phagocytosis. Respon inflamatory terjadi segera dan mempersiapkan jaringan
untuk penyembuhan.
Seperti
tekanan utama, luka mengakibatkan sindroma adaptasi lokal. Sebagai hasilnya,
pertama adalah terjadi kontriksi yang singkat dan segera pada pembuluh darah,
yang mengakibatkan pembekuan darah untuk menutupi luka. Hal ini diikiuti oleh
vasodilatasi,memberikan peningkatan aliran darah pada area, yang membatasi sel
darah putih (leukosit) menyerbu area luka dan menghilangkan bakteri dan debris.
Sekitar 24 jam setelah luka, sebagian besar sel phagocytik (makrofag) memasukia
area dan mengeluarkan suatu faktor angiogenesis yang menstimulasikan formasi
epitel di akhir pembuluh yang cedera sehingga reanastomis dapat terjadi.
Selama fase
inflamatory, pasien mempunyai respon tubuh, yang meliputi temperatur meningkat
secara perlahan, leukositosis dan mengakibatkan rasa demam.
2) Fase Proliferasi
Fase
proliferasi dimulai pada hari ketiga atau keempat dan berakhir pada hari ke-21.
Fibroblast mensintesis kolagen dan substansi dasar dengan cepat. Dua substansi
tersebut membentuk tempat untuk perbaikan akhir pada luka. Lapisan yang tipis
pada sel epitelial terbentu melewati luka selama fase inflamatory, kapilaris
sekarang tumbuh melewati luka. Revaskularisasi ini membawa oksigen dan nutrisi
yang diperlukan untuk penyembuhan selanjutnya. Fibroblast juga bergerak dari
aliran darah melalui luka, mendepositkan fibrin yang melebar hingga gumpalan.
Lapisan yang tipis pada sel epitel melewati luka dan aliran darah yang melewati
luka terbentuk lagi. Jaringan baru, disebut jaringan granulasi, adalah vaskuler
dan sangat kemerah-merahan serta serta mudah berdarah.
Gejala
sistemik seharusnya tidak ada dan pasien terlihat dan merasa lebih baik. Selama
fase ini, nutrisi dan oksigenasi adekuat mencegah peregangan pada garis jahitan
dengan baik sehingga penting untuk pertimbangan perawatan pasien.
3) Fase Maturasi
Tahap akhir
dari penyembuhan mulai pada hari ke-21 dan terus berlanjut selama 1 hingga 2
tahun setelah cedera. Kolagen yang menumpuk secara sembarangan pada luka
dibentuk lagi, membuat penyembuhan luka lebih kuat dan lebih mirip dengan
jaringan yang berbatasan. Kolagen baru teru ditumpuk, yang menekan pembuluh
darah dalam penyembuhan, sehingga bekas luka menjadi rata, tipis, bergaris
putih. Bekas luka ini merupakan jaringan kolagen avaskular yang tidak lengket,
tumbuh rambut, atau berwarna coklat dalam pans matahari.
Tahap penyembuhan luka menurut Djohansyah Marzuki, 1991 :
1)
Fase I : Lag phase (fase excudasi/fase inflamasi).
Fase yang
berjalan lambat, hanya terjadi proses persiapan. Terjadinya perlekatan tepi
luka pada fase ini hanya oleh karena adanya fibrin yang bertindak sebagai lem
atau bila dijahit, karena jahitannya.
Fase ini berjalan 4 – 5 hari lamanya.
2)
Fase II (Fase Collagen/fase
regenerasi/fase produktif.
Terjadi
pembuluh darah baru dan fibroblast (jaringan ikat baru), kedua-duanya membentuk
jaringan granulasi yang berwarna merah dan mudah berdarah.
3)
Fase Maturasi (Fase Kontraksi)
Kontraksi
sudah mulai pada fase II, berjalan terus sampai 1 tahun atau lebih. Sesudah 3
minggu sampai 3 bulan. Cicatrik akan merah dan keras sebagai Hypertropic Scar
(Parut Hipertropi), lalu pelan-pelan akan memucat dan lunak sampai sekitar 1
tahun. Ia akan menjadi garis putih. Serat collagen pada parut hipertropi
arahnya teratur.
0 comments:
Posting Komentar