Konsep Teori Perilaku
Perilaku adalah suatu tindakan
atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati atau bahkan dapat dipelajari.
Adapun dalam pengertian yang lain disebut sebagai suatu aksi dan reaksi
organisme terhadap lingkungannya (Notoadmodjo, 1997)
Dalam proses pembentukannya
perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dai dalam dan
dari luar individu itu sendiri. faktor - faktor tersebut antara lain
: susunan syarat pusat, persepsi, Motivasi, emosi, proses belajar, lingkungan
dan sebagainya. Perubahan perilaku dalarn diri seseorang dapat diketahui
melalui persepsi. Persepsi adalah sebagai pengnalaman yang dihasilkan melalui
panca indera. Motivasi yang diartikan sebagai dorongan dalam diri untuk
bertindak untuk mencapai tujuan juga dapat terwujud dalam bentuk perilaku.
Perilaku dapat juga timbul akibat emosi.
Perilaku dapat berubah dalam individu dengan melalui berbagai mekanisme
dan diakibatkan oleh banyak faktor. Menurut teori Hosland (1953) proses
perubahan perilaku sama dengan proses belajar, yang terdiri dari (Notoadmodjo,
1997)
1) Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau
ditolak, Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus
itu tdak efektif mempengaruhi perhatian individu, dan berhenti sampai disini.
Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari
individu dan stimulus tersebut efektif.
2) Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme diterima maka ia
mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.
3) Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi
kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap)
4) Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka
stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu (perubahan perilaku)
Adapun menurut Kurt Lewin perilaku adalah suatu keadaan yang seimbang
antara faktor-faktor kekuatan pendorong dan kekuatan penghambat. Perilaku dapat
berubah apabila dalam diri seseorang terdapat :
1) Kekuatan pendorong meningkat. Hal ini terjadi adanya stimulus yang
mendorong terjadinya perubahan perilaku. Stimulus ini dapat berupa pengetahuan
dam pendidikan
2) Kekuatan penahan/menurun
3) Kek-uatan pendorong
meningkat dam kekuatan penahan
Perilaku manusia sangatlah
kompleks, dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Benyamin Bloom (1908),
seorang ahli psikologi pendidikan, membagi perilaku itu ke dalam 3 domain
(ranah/kawasan), meskipun kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang
jelas dan tegas. Ketiga domain/ranah perilaku tersebut meliputi ranah kognitif
(cognitive domain), ranah afektif (affective domain) dan ranah psikomotor
(pcychomotor domain).
Terbentuknya suatu perilaku
baru, terutama pada orang dewasa, dimulai pada domain kognitif, dalam arti si
subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau obyek
yang di luarnya sehingga menimbulkan pengetauan baru pada subyek tersebut, dan
selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap si subyek terhadap
obyek yang diketahuinya itu. Akhirnya rangsangan, yakni obyek yang telah
diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut, akan menimbulkan respon lebih jauh
lagi, yaitu berupa tindakan (action) terhadap atau sehubungan dengan stimulus
atau obyek tadi. namun demikian di dalam kenyataannya stimulus yang diterima
oleh si subyek dapat langsung menimbulkan tindakan. Artinya seseorang dapat
bertindak atau berperilaku baru tanpa terlebih dahulu mengetahui makanan dari
stimulus yang diterimanya. Dengan kata lain tindakan (action) seseorang tidak
harus didasari oleh pengetahuan atau sikap.
Model pendekatan perilaku dari
Lowrend Green (1980) menyebutkan bahwa perilaku individu atau masyarakat
dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu (Notoatmodjo Soekidjo, 1996) :
1) Faktor predisposisi (Predispossing Factors) adalah faktor yang
mendahului perilaku yang menjelaskan alasan atau motivasi untuk berperilaku,
berupa pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai, dan faktor demografi (status ekonomi,
umur, jenis kelamin, besar keluarga).
2) Faktor pendukung (enabling factors) adalah faktor yang
memungkinkan motivasi atau keinginan terlaksana termasuk lingkungan fisik (ada
atau tidaknya fasilitas/sumberdaya).
3) Faktor pendorong (Reinforcing Factors) adalah faktor yang
memperkuat perubahan perilaku seseorang yang dapat diakibatkan adanya
sikap, perilaku petugas, maupun tokoh
masyarakat.
Model lain untuk mempelajari
sikap individu terhadap suatu hal yang baru adalah teori Inovation decision Process yang terdiri dari 4 tahap, yaitu :
1. Tahap pengertian (Knowledge)
Pada tahap ini individu
memperkenalkan akan adanya sesuatu ynag baru (inovasi) dan individu lalu
memperoleh pengertian tentang inovasi tersebut.
2. Tahap persuasi (Persuation)
Setelah mengenal dan mempunyai
sedikit pengertian tentang inovasi yang diperkenalkan kepadanya, maka dalam
individu tersebut akan tumbuh sikap positif atau negatif terhadap inovasi
tersebut.
3. Tahap pengambilan keputusan (decusion making)
Sesudah individu mempunyai sikap
positif atau negatif, tertarik atau tidak tertarik, maka pada individu tersebut
sampai pada tahap ini harus memutuskan apakah ia menolak atau menerima inovasi
tersebut.
4. Tahap pemantapan
Pada tahap ini individu mencari
informasi-informasi lebih lanjut sehubungan dengan keputusan yang telah
diambil. Kalau misalnya pada tahap pengambilan keputusan ia telah memutuskan
untuk menerima inovasi tersebut, maka pada tahap ini ia akan masih
bertanya-tanya kepada orang-orang yang mempunyai pengalaman tentang inovasi
tersebut untuk meyakinkan dirinya, apakah keputusan yang diambil sudah tepat.
Jadi tahap ini adalah tahap pemantapan keputusan yang diambil.
0 comments:
Posting Komentar