Sabtu, 17 September 2011

Konsep Diri

Konsep Diri

2.1       Konsep diri

Konsep diri didefinisikan semua ide, pikiran, keyakinan, kepercayaan yang membuat seseorang mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain (stuart & sunden, 1998, : hal 227). Konsep diri seseorang tidak terbentuk waktu lahir, tetapi dipelajari sebagai hasil dari pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat dan dengan realitas dunia.
Individu dengan konsep diri yang positif yang berfungsi lebih efektif yang terlihat dari kemampuan interpersonal, kemampuan intelektual dan yang penguasaan lingkungan. Konsep diri yang negative dapat dilihat dari hubungan dan sosial yang mal adaptif.

2.1.1  Pembagian konsep diri :

a.       Gambaran diri (Body image)
Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap Tubuhnya secara sadar dan tidak sadar, sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi, penampilan, potensi tubuh saat ini dan masa lalu secara berkesinambungan dimodifikasi dengan pengalaman yang baru. Sejak lahir individumengeksplorasi bagian tubuhnya, menerima stimulus dari orang lain. Kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan mulai sadar dirinya terpisah dari lingkungan (Keliat, 1992, hal 4).
Gambaran diri berhubungan dengan kepribadian. Cara individu memandang dirinya mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologisnya. Pandangan yang realistic terhadap dirinya menerima dan mengukur bagian tubuhnya akan member rasa aman, sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri (Keliat, 1992, hal 5).
Individu yang stabil, realistis dan konsisten terhadap gambaran dirinya akan memperlihatkan kemampuan yang mantap terhadap realisasi yangakan memacu sukses dalam kehidupan.
b.    Ideal diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku berdasarkan standart, aspirasi, tujuan atau nilai personal tertentu (Stuart & Sundeen, 1998, hal : 227)
Standart dapat berhubungan dengan tipe orang yang akan diinginkan atau sejumlah aspirasi, cita-cita, nilai-nilai yang dicapai. Ideal diri akan mewujudkan cita-cita dan harapan-harapan pribadi berdasarkan norma sosial (keluarga, budaya) dan kepada siapa ia ingin melakukan.
Ideal diri mulai berkembang pada masa kanak-kanak yang dipengaruhi orang yang penting pada diarinya yang memberikan keuntungan dan harapan. Pada masa remaja idealdiri akan dibentuk melalui proses identifikasi pada orang tua, guru dan teman.
Menurut Ana Keliat ada beberapa faktor yang mempengaruhi ideal diri :
1.     Kecenderungan individu menetapkan ideal pada kasus kemampuannya
2.     Faktor budaya akan mempengaruhi individu menetapkan ideal diri
3.     Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan berhasil, kebutuhan yang realistis, keinginan untuk mengklaim diri dari kegagalan, perasaan cemas dan rendah diri.
Individu mampu berfungsi dan mendemonstrasikan kecocokan antara persepsi diri dan ideal diri, sehingga ia akan tampak menyerupai apa yang diinginkan. Ideal diri hendaknya ditetapkan tidak terlalu tinggi, tetapi masih lebih tinggi dari kemampuan agar tetap manjadi pendorong dan masih dapat dicapai (Keliat, 1992, hal 6).
c.       Harga diri
Harga diri adalah penilaian individu tentang dirinya dengan menganalisis kesesuaian antara perilaku dan ideal diri yang lain (Aziz Alimul, 2006 : 238).
Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilakan harga diri rendahatau harga diri yang tinggi. Jika individu selalu sukses, maka cenderung harga diri tinggi. Jika individu sering gagal maka cenderung harga diri rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utama adalah dicintai dan menerima penghargaan dari orang lain (Keliat, 1992, hal 8).
d.      Peran
Peran adalah pola sikap, perilaku, nilai yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya dimasyarakat (Tarwoto & Wartonah, 2003 : 94).
Peran yang ditetapkan adalah peran dimana seseorang tidak punya pilihan. Peran yang diterima adalah peran yang terpilih atau dipilih oleh individu. Posisi bdibutuhkan oleh individu sebagai aktualisasi diri. Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dancocok dengan ideal diri. Posisi dimasyarakat merupakan stressor terhadap peran karena sruktur sosial yang menimbulkan kesukaran, tuntutan, posisi yang tidak mungkin dilaksanakan (Keliat, 1992, hal 9).
Stress peran terdiri dari konflik peran yang tidak jelas, peran yang tidak sesuai, dan peran yang terlalu banyak. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penyesuaian diri dengan peran yang ahrus dilakukan sebagai berikut :
1.      Kejelasan perilaku dan penghargaan  yang sesuai dengan peran.
2.      Konsisten respons orang yang berarti terhadap peran yang dilakukan.
3.      Kesesuaian dan keseimbangan antara peran yang di emban.
4.      Keselarasan budaya dan harapan individu terhadap perilaku peran.
5.      Pemisahan situasi yang menciptakan ketidaksesuaian perilaku peran
e.   Identitas
Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi, dan penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sebagai satu kesatuan yang utuh (Tarwoto & Wartonah, 2003 : 94).
Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat, akan memandang dirinya berbeda denagn orang lain. Kemandirian timbul dari perasaan berharga (aspek diri sendiri), kemampuan dan penyesuaian diri.
Seseorang yang mandiri dapat mengatur dan menerima dirinya. Identitas berkembang sejak masa kanak-kanak bersamaan dengan perkembangan konsep diri. Hal yang penting dalam identitas adalah jenis kelamin (Keliat, 1992 hal : 5). Identitas jenis kelamin berkembang sejak bayi secara bertahap dimulai dengan konsep laki-laki dan wanita yang banyak dipengaruhi oleh pandangan dan perlakuan masyarakat terhadap masing-masing jenis.

2.2       Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konsep Diri

Menurut Aziz Alimul ada 3 faktor yang mempengaruhi konsep Diri adalah sebagai berikut :

2.2.1     Lingkungan

Lingkungan yang dimaksud disini adalah lingkungan fisik dan lingkungan psikologis. Lingkungan fisik adalah segala sarana yang apat menunjang perkembangan konsep diri, sedangkan lingkungan psikologis adalah segala lingkungan yang dapat menunjang kenyamanan dan perbaikan psikologis yang dapat mempengaruhi perkembangan konsep diri.

2.2.2     Pengalaman Masa Lalu

Adanya umpan balik dari orang-orang penting,situasi stressor sebelumnya, penghargaan diri dan pengalaman sukses atau gagal sebelumnya, pengalaman penting dalam hidup, atau faktor yang berkaitan dengan masalah stressor, usia, sakit yang diderita atau trauma, semuanya dapat mempengaruhi konsep diri.

2.2.3     Tingkat Tumbuh Kembang

Adanya dukungan mental yang cukup akan membentuk konsep diri yang cukup baik. Sebaliknya, kegagalan selama masa tumbuh kembangakan membentuk konsep diri yang kurang memadai.

0 comments: