Minggu, 11 September 2011

Konsep Teori Perilaku

Konsep Teori Perilaku

Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati atau bahkan dapat dipelajari. Adapun dalam pengertian yang lain disebut sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya (Notoadmodjo, 1997)
Dalam proses pembentukannya perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dai dalam dan dari luar individu itu sendiri. faktor - faktor tersebut antara lain : susunan syarat pusat, persepsi, Motivasi, emosi, proses belajar, lingkungan dan sebagainya. Perubahan perilaku dalarn diri seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi adalah sebagai pengnalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Motivasi yang diartikan sebagai dorongan  dalam diri untuk bertindak untuk mencapai tujuan juga dapat terwujud dalam bentuk perilaku. Perilaku dapat juga timbul akibat emosi.
Perilaku dapat berubah dalam individu dengan melalui berbagai mekanisme dan diakibatkan oleh banyak faktor. Menurut teori Hosland (1953) proses perubahan perilaku sama dengan proses belajar, yang terdiri dari (Notoadmodjo, 1997)
1)  Stimulus (rangsang) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak, Apabila stimulus tersebut tidak diterima atau ditolak berarti stimulus itu tdak efektif mempengaruhi perhatian individu, dan berhenti sampai disini. Tetapi bila stimulus diterima oleh organisme berarti ada perhatian dari individu dan stimulus tersebut efektif.
2) Apabila stimulus telah mendapat perhatian dari organisme diterima maka ia mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.
3) Setelah itu organisme mengolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap)
4) Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut mempunyai efek tindakan dari individu (perubahan perilaku)
Adapun menurut Kurt Lewin perilaku adalah suatu keadaan yang seimbang antara faktor-faktor kekuatan pendorong dan kekuatan penghambat. Perilaku dapat berubah apabila dalam diri seseorang terdapat :
1) Kekuatan pendorong meningkat. Hal ini terjadi adanya stimulus yang mendorong terjadinya perubahan perilaku. Stimulus ini dapat berupa pengetahuan dam pendidikan
2)   Kekuatan penahan/menurun
3)   Kek-uatan pendorong meningkat dam kekuatan penahan
Perilaku manusia sangatlah kompleks, dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Benyamin Bloom (1908), seorang ahli psikologi pendidikan, membagi perilaku itu ke dalam 3 domain (ranah/kawasan), meskipun kawasan-kawasan tersebut tidak mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Ketiga domain/ranah perilaku tersebut meliputi ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain) dan ranah psikomotor (pcychomotor domain).
Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa, dimulai pada domain kognitif, dalam arti si subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau obyek yang di luarnya sehingga menimbulkan pengetauan baru pada subyek tersebut, dan selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap si subyek terhadap obyek yang diketahuinya itu. Akhirnya rangsangan, yakni obyek yang telah diketahui dan disadari sepenuhnya tersebut, akan menimbulkan respon lebih jauh lagi, yaitu berupa tindakan (action) terhadap atau sehubungan dengan stimulus atau obyek tadi. namun demikian di dalam kenyataannya stimulus yang diterima oleh si subyek dapat langsung menimbulkan tindakan. Artinya seseorang dapat bertindak atau berperilaku baru tanpa terlebih dahulu mengetahui makanan dari stimulus yang diterimanya. Dengan kata lain tindakan (action) seseorang tidak harus didasari oleh pengetahuan atau sikap.
Model pendekatan perilaku dari Lowrend Green (1980) menyebutkan bahwa perilaku individu atau masyarakat dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu (Notoatmodjo Soekidjo, 1996) :
1)  Faktor predisposisi (Predispossing Factors) adalah faktor yang mendahului perilaku yang menjelaskan alasan atau motivasi untuk berperilaku, berupa pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai, dan faktor demografi (status ekonomi, umur, jenis kelamin, besar keluarga).
2)   Faktor pendukung (enabling factors) adalah faktor yang memungkinkan motivasi atau keinginan terlaksana termasuk lingkungan fisik (ada atau tidaknya fasilitas/sumberdaya).
3)  Faktor pendorong (Reinforcing Factors) adalah faktor yang memperkuat perubahan perilaku seseorang yang dapat diakibatkan adanya sikap,  perilaku petugas, maupun tokoh masyarakat.
Model lain untuk mempelajari sikap individu terhadap suatu hal yang baru adalah teori Inovation decision Process yang terdiri dari 4 tahap, yaitu :
1.    Tahap pengertian (Knowledge)
Pada tahap ini individu memperkenalkan akan adanya sesuatu ynag baru (inovasi) dan individu lalu memperoleh pengertian tentang inovasi tersebut.
2.  Tahap persuasi (Persuation)
Setelah mengenal dan mempunyai sedikit pengertian tentang inovasi yang diperkenalkan kepadanya, maka dalam individu tersebut akan tumbuh sikap positif atau negatif terhadap inovasi tersebut.
3.  Tahap pengambilan keputusan (decusion making)
Sesudah individu mempunyai sikap positif atau negatif, tertarik atau tidak tertarik, maka pada individu tersebut sampai pada tahap ini harus memutuskan apakah ia menolak atau menerima inovasi tersebut.
4.  Tahap pemantapan
Pada tahap ini individu mencari informasi-informasi lebih lanjut sehubungan dengan keputusan yang telah diambil. Kalau misalnya pada tahap pengambilan keputusan ia telah memutuskan untuk menerima inovasi tersebut, maka pada tahap ini ia akan masih bertanya-tanya kepada orang-orang yang mempunyai pengalaman tentang inovasi tersebut untuk meyakinkan dirinya, apakah keputusan yang diambil sudah tepat. Jadi tahap ini adalah tahap pemantapan keputusan yang diambil.

0 comments: