Selasa, 31 Juli 2012

Implementasi Pendidikan Islam di Sekolah

A.    Strategi Penyelenggaraan Pendidikan Islam di Sekolah
Dalam menyelenggarakan pendidikan Islam di sekolah, ada tiga (3) aspek yang perlu diperhatikan yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik apabila hanya menyentuh aspek kognitif saja pendidikan islam di sekolah tidak akan maksimal karena peserta didik hanya memiliki pemahaman saja, tidak bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.[1], maka hal ini bisa disiasati dengan berbagai cara, diantaranya :
1)      Menyelenggarakan Bina Rohani Islam (rohis)
Kegiatan Bina Rohani Islam (rohis), dapat dijadikan sebagai kegiatan ekstra kurikuler yang wajib diikuti oleh seluruh pelajar yang beragama Islam. Untuk mewujudkan kegiatan ini perlu dibuat program kerja yang matang sehingga dalam pelaksanaannya tidak berbenturan dengan kegiatan ekstrakurikuler lainnya, didanai dengan dana yang cukup, materi yang disampaikan dapat menunjang materi intrakurikuler dengan menggunakan metode yang menyenangkan tapi tetap edukatif serta memanfaatkan tenaga pengajar yang ada di lingkungan sekolah yang memiliki komitmen tinggi terhadap Islam
2)      Mengkondisikan sekolah dengan kegiatan keagamaan (Islamisasi Kampus)
Islamisasi kampus, memang terasa sangat ekstrim, tetapi hal ini dimaksudkan agar seluruh warga sekolah terutama yang beragama Islam bisa menjalankan sebagian syriat Islam di lingkungan sekolah sehingga situasi kondusif bisa tercipta di lingkungan sekolah tersebut. Misalnya : waktu istirahat diseusaikan denganw aktu sholat dzuhur, setiap bulan romadhon dan libur semester diadakan kegiatan pesantren kilat, dll.
3)      Menggunakan metode insersi (sisipan) dalam KBM metode insersi adalah cara menyajikan bahan pelajaran dengan cara; inti sari ajaran Islam atau jiwa agama disisipkan dalam mata pelajaran umum.[2]
Perlu disadari bahwa sebenarnya tanggung jawab pendidikan Islam di sekolah bukan hanya berada pada pundak guru pendidikan Agama Islam semata, tetapi menjadi tanggung jawa seluruh aparat sekolah yang dikoordinasi oleh kepala sekolah sebagai pemegang dan pengambil keputusan.[3]

B.     Faktor-Faktor Penghambat Penyelenggaraan Pendidikan Islam di Sekolah
Faktor penghambat pelaksanaan program pendidikan agama Islam di sekolah, antara lain :
1.      Faktor Eksternal
a.       Sikap orang tua yang kurang bmenyadari tentang pentingnya pendidikan Islam
b.      Sistuasi lingkungan sekitar sekolah dipengaruhi godaan-godaan setan dalam berbagai ragam bentuknya
c.       Dampak kemajuan ilmu dan teknologi dari luar negeri semakin melunturkan keagamaan
d.      Adanya gagasan baru dari para ilmuan untuk mencari terobosan baru terhadap berbagai problema pembagunan dan kehidupan remaja.
2.      Faktor Internal
a.       Guru kurang kompeten untuk menjadi tenaga profesional pendidikan
b.      Penyalahgunaan manajemen penempatan yang mengalih tugaskan guru agama ke bagian admnistrasi
c.       Pendekatan metologi guru masih terpaku kepada orientasi tradisional
d.      Kurangnya rasa solidaritas antara guru agama dengan guru umum
e.       Kurangnya waktu persiapan guru agama dalam mengajar karena disibukkan oleh usaha non guru.[4]

C.    Penyelenggaraan Pendidikan Islam di SMP – BU
Pendidikan di SMP-Bu mengacu pada pendidikan nasional akan tetapi lembaga ini masih mengkondisikan kegiatan keagamaannya misalnya; setiap bulan romadhon melaksanakan kegiatan pengumpulan dan pembagian zakat fitrah dan mal dengan melibatkan para pelajar sehingga mereka bisa mengetahui mekanisme pembagian zakat melalui praktek.
Lembaga ini juga banyak menyelenggarakan kegiatan keislaman misalnya : masih menyisipkan pelajaran keislaman, seperti : memberi pemahaman dan kemampuan membaca al Qur’an. Aqidah Akhalk, Fiqh Ibadah, dan materi-materi yang menunjang. Dalam satu hari lembaga ini menyajikan 2 jam pelajaran agama Islam dengan mengambil 2 jam pelajaran umum.
Pendidikan di SMP-BU masih diwarnai oleh beberapa nilai keislaman karena berada di bawah naungan yayasan Bahrul Ulum.[5]


[1] Haidar Putra Daulay, 2007. Pendidikan Islam pada Pendidikan nasional, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, hal 39
[2] http://fahansyadda.wordpress.com
[3] Haidar Putra Daulay, op. cit., hal 40
[4] Djamaluddin dan Abdullah Ali, 1999, Kapita Selekta Pendidikan islam Bandung, CV. Pustaka Setia, hal 18-21
[5] Wawancara Kepala Sekolah SMP-BU hari Sabtu, pukul 12.00 WIB

0 comments: